SOLOPOS.COM - Petugas gabungan berusaha memadamkan api yang membakar gunungan sampah blok B Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Minggu (17/9/2023). Diduga penyebab kebakaran TPA Putri Cempo karena suhu tinggi.(Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO – Kebakaran Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Putri Cempo di Kelurahan Mojosongo Solo masih membara. Penyebab kebakaran tersebut diduga karena suhu tinggi akibat kemarau panjang.

Tumpukan sampah yang terbakar di TPA Putri Cempo itu diperkirakan mencapai sekitar dua hektare. Kebakaran yang terjadi pada Sabtu (16/9/2023) itu hingga saat ini masih dilakukan pemadaman yang dilakukan tim pemadam kebakaran gabungan dan relawan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, Kristiana Hariyanti, menjelaskan lokasi kebakaran berada di Blok B atau sebelah timur laut yang berdekatan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Dia menyebut luas lahan yang terbakar diperkirakan 2 hektare. “Luasannya perkiraan 2 hektare ada ya,” kata Kristiana kepada awak media, Sabtu (16/9/2023).

Menurut dia, dugaan penyebab kebakaran TPA Putri Cempo itu dari suhu tinggi yang memicu gas metana yang lama menumpuk dan menyebabkan percikan api hingga terjadi kebakaran.

“Analisis kami berdasarkan suhu yang sangat tinggi, dan memicu gas metana yang sudah menumpuk di bawah sekian lama memicu kebakaran tersebut, atau percikan api,” jelas dia.

Dugaan penyebab kebakaran TPA Putri Cempo itu juga menyebabkan stok sampah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berkurang. Namun, hal itu tak menjadi kendala karena stok sampah masih banyak.

Sementara itu, layanan operasional penyedotan lumpur tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur dan Tinja (IPLT) berhenti sementara selama tiga hari akibat kebakaran gunungan sampah di Blok B Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Kelurahan Mojosongo, Jebres, Solo.

Lokasi kobaran api tepat di seberang IPLT yang dikelola Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Toya Wening Solo. Kebakaran hebat melanda gunungan sampah di TPA Putri Cempo sejak Sabtu (16/9/2023). Proses pemadaman kobaran api dilakukan mulai pagi hari hingga malam hari.

Puluhan unit mobil damkar dikerahkan untuk memadamkan kobaran api yang meludeskan gunungan sampah. Puluhan unit damkar itu tak hanya berasal dari Solo melainkan luar Soloraya seperti Kabupaten Sleman dan Magelang.

Lokasi IPLT Perumda Toya Wening Solo di dalam area TPA Putri Cempo. Sedangkan, titik api yang membakar gunungan sampah hanya berjarak belasan meter dari IPLT.

“Kebakaran gunungan sampah berdampak pada operasional IPLT. Tidak ada akses jalan untuk keluar masuk truk penyedot lumpur tinja. Jadi berhenti sementara selama tiga hari sejak Sabtu. Truk penyedot lumpur tinja disiagakan untuk membantu proses pemadaman kobaran api,” kata Manajer Air Limbah Perumda Toya Wening Solo, Giyoto, Senin (18/9/2023).

Menurut Giyoto, IPLT melayani program lumpur tinja terpadu (L2T2) yang dilakukan terjadwal bagi pelanggan air bersih yang tersebar di Kota Solo. Setiap hari, IPLT mampu melayani 15-18 pelanggan yang membutuhkan layanan sedot tinja.

Selain itu, ada pula layanan permintaan dari masyarakat saat septic tank mampat atau terlalu penuh.

“Kalau layanan panggilan permintaan masyarakat bisa mencapai 20 orang setiap hari. Layanan ini sementara berhenti karena tidak ada akses jalan truk ke IPLT. Kan digunakan untuk akses mobil damkar,” papar dia.

Kegiatan KBM Terganggu

Akibat kebakaran itu, kegiatan belajar mengajar (KBM) sejumlah sekolah di wilayah Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, terpaksa dihentikan, Senin (18/9/2023). Siswa dipulangkan lebih awal lantaran terdampak polusi asap dari kebakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo, Solo.

Mulai Selasa (19/9/2023), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar memerintahkan dilakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) di sekolah terdampak hingga batas waktu yang belum ditentukan.

“Pagi ini tadi kita pulangkan lebih cepat untuk SDN Plesungan 2 dan TK Plesungan. Dua sekolah ini paling terdampak kebakaran TPA Putri Cempo,” kata Kepala Disdikbud Karanganyar, Yophi Eko Jatiwibowo, ketika berbincang dengan Solopos.com, Senin.

Langkah cepat diambil Pemkab Karanganyar mempertimbangkan kondisi kesehatan siswa akan dampak polusi asap kebakaran TPA Putri Cempo. Jangan sampai siswa di sana mengalami gangguan kesehatan akibat polusi asap tersebut.

Yophi belum bisa menentukan sampai kapan PJJ dilakukan karena sangat bergantung pada kondisi di lapangan. Jika polusi udara akibat kebakaran sudah hilang dan dinilai sudah aman bagi siswa, maka pembelajaran tatap muka di sekolah kembali digelar.

Yophi melanjutkan, para siswa bisa tetap mendapatkan pendidikan meski dilakukan di rumah masing-masing. Pembelajaran jarak jauh sama seperti dilakukan saat pandemi Covid-19, sehingga tidak ada kesulitan saat diberlakukan saat ini.

Kepala SDN Plesungan 2, Marino, mengatakan siswa dipulangkan lebih cepat pada pukul 08.00 WIB. Saat itu, siswa masih masuk sekolah dan hendak melaksanakan upacara bendera. Kemudian tiba-tiba ada kepulan asap pekat yang berembus. Lantaran khawatir akan mengganggu kesehatan siswa, akhirnya pihak sekolah menghentikan upacara dan memulangkan para siswa.

“Ini kan kejadian luar biasa sehingga tadi siswa kita pulangkan lebih cepat sekitar pukul 08.00 pagi,” kata dia.

Sesuai perintah Disdikbud, Marino mengatakan sekolahnya akan melaksanakan pembelajaran secara daring.

Pada bagian lain, kebakaran sampah di TPA Putri Cempo Solo juga memberikan dampak negatif bagi warga Plesungan. Sebagian warga terpaksa mengungsi sementara karena terganggu kepulan asap sampah terbakar.

Pj. Kades Plesungan, Sumarno, mengatakan dua wilayah paling terdampak kebakaran TPA Putri Cempo yakni Dukuh Jenggloh dan Sulurrejo. Ada ratusan keluarga di dua dusun tersebut.

Saat ini pihaknya telah menyalurkan bantuan 1.000 masker bagi warga terdampak kebakaran TPA Putri Cempo Solo. Tak hanya asap dan abu, lanjut Sumarno, dampak lain dari kebakaran TPA Putri Cempo yakni terdapat lahan kosong milik warga yang juga ikut terbakar.

“Lahan kosong sekitar seperempat hektar yang terbakar,” katanya.

Dia mengimbau warga agar menggunakan masker untuk mengantisipasi dampak kesehatan akibat polusi asap dan abu tersebut.

Kerahkan Helikopter

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng), telah meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengerahkan helikopter water bombing untuk memadamkan api di TPA Putri Cempo, Kota Solo. Rencana helikopter water bombing itu akan dikerahkan Selasa (19/9/2023) untuk memadamkan kebakaran di TPA Putri Cempo Solo.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng, Muhamad Chomsul, mengaku telah berkoordinasi dan melengkapi persyaratan administrasi untuk meminta bantuan helikopter water bombing. Dengan demikian, proses pemadaman api akan dilakukan dengan penyiraman air dari atas layaknya di Gunung Bromo.

“Pemerintah Provinsi [Jateng] sudah buatkan surat dukungan dan penguatan kabupaten/kota. Sebenarnya rencana hari ini, [helikopter] bergeser dari Jatim [Gunung Bromo] ke Solo. Namun, update terakhir belum. Baru besok [Selasa]. Kemungkinan pagi sudah sampai,” ujar Chomsul saat meninjau kebakaran di TPA Jatibarang, Semarang, Senin (18/9/2023).

BPBD Jateng menambahkan, terkait pengambilan air untuk keperluan pemadaman lewat udara, BPBD Solo telah menyiapkan skemanya. Sementara saat ini, tim pemadam dan relawan setempat masih bersiaga di lokasi kejadian untuk meminimalisir membesarnya atau memjalarnya api.



“Teman-teman sudah mengatur titiknya [air]. Tinggal operasi [pemadaman]. Dan saat ini memang masih ada sisa api yang belum padam,” imbuhnya.

Diberitakan sebelummya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjelaskan belum ada laporan warga sakit infeksi saluran pernapasan akut di Kota Solo. Sekolah terdekat dari TPA Putri Cempo di Kota Solo juga tidak ada yang terdampak kebakaran.

“Sejauh ini Mojosongo masih aman soalnya angin arahnya ke Karanganyar. Mohon maaf kalau tak nyaman. Water bombing otomatis insyaallah bisa langsung selesai, kami kejar ya biar besok,” ungkap Gibran.

Sebagai lokasi pembuangan sampah terpadu di Kota Solo, Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Putri Cempo memiliki luas sekitar 17 hektare. Luas Putri Cempo itu berlokasi di dua daerah, yakni Kota Solo dan Kabupaten Karanganyar.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Senin (18/9/2023), TPA Putri Cempo seluas 17 Ha itu beroperasi sejak 1986. Dari luas itu, sebanyak dua hektare untuk kantor dan peralatan, sedangkan 15 Ha untuk lahan open dumping (penumpukan terbuka).

Dari luas TPA Putri Cempo itu, sejak 2008 volume sampah rata-rata per hari mencapai 220.530 kg dan terus mengalami kenaikan volume sampah yang dihasilkan. Pada 2009 mengalami peningkatan rata-rata per hari mencapai 227.499 kg.

Sehingga peningkatan volume sampah itu terjadi dalam beberapa tahun terakhir, yang mengakibatkan luas TPA Putri Cempo saat ini jelas tidak bisa menampung keseluruhan sampah yang dihasilkan hingga mencapai 300 ton per hari.

Pemerintah mulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo yang bisa menghasilkan listrik hingga 8 megawatt (MW).

Dengan luas TPA Putri Cempo saat ini, tumpukan sampah bisa habis dalam lima tahun ke depan. Hal ini karena PLTSa dengan listrik 8 MW membutuhkan sekitar 545 ton sampah tiap hari, dan saat ini sekitar 300 ton sampah baru dan 200 ton sampah lama.



Diperkirakan PLTSa Putri Cempo bisa beroperasi pada tahun ini dengan menambah sampah dari wilayah di Soloraya.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya