SOLOPOS.COM - Aktivitas jual beli takjil di Pasar Kuliner Ramadan Sirnoboyo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (8/4/2023). (Istimewa/Romadhani Andang Nuhrogo)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Desa dan Badan Usaha Milik (BUM) Desa Sirnoboyo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, menggelar Pasar Kuliner Ramadan Sirnoboyo selama Ramadan 2023.

Kegiatan tersebut mampu menggeliatkan roda ekonomi warga desa, khususnya para pedagang yang meraup omzet hingga jutaan rupiah setiap harinya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Desa Sirnoboyo, Romadhani Andang Nugroho, kepada Solopos.com, Minggu (9/4/2023), mengatakan Pasar Kuliner Ramadan digelar di ruang publik di depan Balai Desa Sirnoboyo.

Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan ekonomi warga Desa Sirnoboyo dan sekitarnya. Pasar Kuliner Ramadan Desa Sirnoboyo, Wonogiri, itu buka mulai pukul 15.30 WIB-18.30 WIB setiap hari selama Ramadan 2023.

Ada 18 pelaku usaha mikro kecil yang terlibat di dalamnya. Delapan pedagang di antaranya merupakan warga lokal dan sisanya warga desa lain yang berbatasan dengan Desa Sirnoboyo.

Pedagang dari desa lain turut diwadahi lantaran lokasi pasar itu berbatasan atau dekat dengan empat desa lain di Kecamatan Giriwoyo. Terlebih pasar itu terletak persis di samping jalan lingkar selatan (JLS) Pacitan-Yogyakarta.

Adapun kuliner yang dijajakan sangat beragam, mulai dari pecel, bothok, hingga burger. Andang menyebut perputaran uang di Pasar Kuliner Ramadan Sirnoboyo, Klaten, itu mencapai jutaan rupiah.

Pengelola telah menyurvei dan omzet yang dihasilkan tiap pedagang mulai dari Rp300.000/hari sampai Rp1,2 juta/hari bergantung apa yang mereka jual. Mereka yang berkunjung di pasar itu dari berbagai desa di Kecamatan Giriwoyo.

“Kalau yang jual es saja, omzetnya sekitar Rp300.000/hari, tapi kalau yang lengkap, ada lauk pauk, minuman, dan sebagainya, kemarin kami survei ada omzetnya sampai Rp1,2 juta/hari,” kata Andang.

Dia melanjutkan pedagang yang ikut terlibat di Pasar Kuliner Ramadan Sirnoboyo, Wonogiri, itu beberapa di antaranya adalah pelaku usaha baru dan pedagang musiman Bulan Puasa. Beberapa yang lain adalah pelaku usaha lama.

Khusus pedagang dari Sirnoboyo, mereka yang menjajakan makanan di pasar itu telah mengikuti pelatihan dasar pemasaran produk pada saat pandemi Covid-19 lalu.

Pelatihan Marketing

“Jadi ini semacam implementasi dari hasil pelatihan marketing dulu. Walaupun tidak semuanya ikut karena tidak semua peserta sudah memiliki mental untuk berjualan,” ucap dia.

Pemdes dan BUM Desa Sirnoboyo, Wonogiri, menarik retribusi senilai Rp10.000/pedagang/hari di Pasar Kuliner Ramadan. Para pedagang mendapatkan fasilitas penerangan lampu, kebersihan, kamar mandi, dan penitipan meja untuk lapak dagang.

Selain itu, pengunjung yang datang juga tidak ditarik biaya parkir sehingga banyak warga yang antusias datang. Namun, jika pada hari itu terjadi hujan, pedagang tidak ditarik retribusi sebagai kompensasi karena pengunjung tidak seramai biasanya.

Menurut Andang, Pemdes Sirnoboyo sudah mendesain halaman depan balai desa sebagai ruang publik yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk apa saja, misalnya festival atau pasar. Adanya Pasar Kuliner Ramadan Sirnoboyo itu juga bagian dari pemanfaatan ruang publik tersebut.

Melihat kegiatan tersebut berdampak baik dan dinilai meningkatkan ekonomi, Andang berencana melanjutkan pasar tersebut selepas Lebaran. Tetapi hanya pada Jumat-Minggu setiap sore.

“Ini nanti ada panggungnya. Panggung itu kalau sudah jadi, bisa diisi dengan berbagai pentas seni yang diurus Karang Taruna. Kami juga nanti menawarkan kepada pihak ketiga, misalnya ke bank untuk jadi sponsor di panggung itu,” kata Andang.

Camat Giriwoyo, Fuad Wahyu Pratama, mengapresiasi kegiatan Pasar Kuliner Ramadan Sirnoboyo, Wonogiri, tersebut. Acara itu dinilai bisa memutar roda ekonomi di desa dan meningkatkan ekonomi para pedagang.

Dia berharap kegiatan tersebut bisa menjadi contoh bagi desa lain untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. “Omzet pedagang rata-rata, kalau sepi saja sampai Rp500.000/hari. Itu kan lumayan. Makannya ini kami dorong desa-desa lain untuk mengadakan seperti itu,” kata Fuad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya