SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian di Sukoharjo. Foto diambil, Selasa (28/9/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Kenaikan harga beras belakangan ini direspons positif oleh Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sukoharjo. Petani di Sukoharjo disebut mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga beras tersebut.

Seperti diketahui harga pengambilan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Gudang Bulog yang semula Rp8.300/kilogram (kg) kini menjadi Rp9.950/kg. Harga tersebut berpengaruh pada kenaikan harga eceran tertinggi (HET) di tingkat konsumen sebesar Rp10.900/kg. Kenaikan tersebut menyesuaikan surat dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada akhir Agustus 2023 lalu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sesuai surat Bapanas, kenaikan harga beras tersebut secara nasional berlaku mulai 1 September 2023. Saat ini harga pasar untuk beras medium berada di kisaran Rp11.000 hingga Rp1.500 per kg.

Aturan HET beras dalam program SPHP tersebut dibentuk untuk melindungi pendapatan petani. Perubahan HET beras SPHP diuraikan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

Pemerintah melakukan stabilisasi pasokan dan harga gabah dan beras di tingkat produsen melalui penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) dan rafaksi harga gabah dan beras pada tingkat produsen sebagai pedoman pembelian pemerintah.

Ketua KTNA Kabupaten Sukoharjo, Sukirno kepada Solopos.com pada Selasa (5/9/2023) menyatakan kenaikan harga beras saat ini masih fluktuatif. Di samping itu, belum seluruh petani di Sukoharjo panen. Tetapi sementara ini harga gabah di kalangan petani Sukoharjo lumayan bagus.

“Untuk gabah kering panen (GKP) thresser Rp6.500-Rp6.600 per kilogram. Kalau untuk GKP kombat Rp6.800/kilogram,” ungkap Sukirno.

Ia menyebut harga tersebut membaik dibandingkan dengan harga GKP sebelumnya yang hanya berkisar Rp5.500/kilogram.

Sebagai informasi, jumlah petani yang tergabung dalam kepengurusan KTNA di tingkat kabupaten ada sekitar 50 orang. Sementara pengurus KTNA di tingkat kecamatan rata-rata 40 orang.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan kekanikan harga beras itu apresiasi jerih payah petani selama ini.

“Harga gabah baik, panen baik. Petani merasakan hasil jerih payah dan keringat selama 3,5 bulan. Saya pikir itu sesuatu hal yang layak untuk mengapresiasi jerih payah petani,” ungkap Bagas pada Senin (4/9/2023).

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, luas panen sampai dengan Juli 2023 mencapai 33.106 hektare. Sementara jumlah produksi mencapai 236.206 ton. Jumlah tersebut paling banyak disumbang dari sektor pertanian di Kecamatan Weru, Nguter dan Polokarto.

Sementara itu, pedagang makanan matang asal Bendosari, Sukoharjo, Andi, 42 mengaku belum menaikkan harga maupun mengurangi jumlah porsi makanan yang ia jual meski harga beras naik. Namun, menaikkan harga bisa saja ia lakukan menyesuaikan harga kebutuhan pokok.

“Sempat bertanya dengan teman-teman yang lain apakah akan menaikkan harga. Tapi kalau saya mungkin mengurangi porsinya sedikit kalau naik harga tidak, yang lain juga begitu. Karena harga beras saja tidak terasa sekarang sudah sampai Rp13.000/kilogramnya. Kalau ganti jenis juga sayang kasihan pelanggannya, mungkin ancang-ancangnya ya mengurangi porsi saja,” ungkap Andi.

Andi berharap kenaikan harga beras tak disusul dengan kenaikan harga kebutuhan lain seperti bumbu hingga sayuran hijau. Lantaran menurutnya jika hal tersebut terjadi akan menyulitkan banyak pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya