SOLOPOS.COM - Pedagang musiman pakaian untuk para calhaj berjualan di halaman Gedung IPHI Boyolali saat acara bimbingan manasik haji, Selasa (9/5/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Berkah musim haji dirasakan para pedagang musiman yang berjualan pakaian dan aksesorinya untuk para jemaah calon haji (calhaj) di Boyolali. Mereka meraup pendapatan besar bahkan pernah ada yang mencapai Rp17 juta sehari.

Pedagang pakaian musiman asal Ngemplak, Boyolali, Al Ihsan Guspo, 50, mengungkapkan menjelang pemberangkatan haji, ia biasanya berkeliling ke tempat-tempat yang menyelenggarakan manasik. Guspo telah menjadi pedagang pakaian dan aksesori haji musiman sejak 23 tahun lalu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Saya jualan di Boyolali ini dua hari, tanggal 9 dan 10 Mei. Nanti 11-12 Mei di Karanganyar, keliling terus, tanggal 17 di Sukoharjo. Kelilingnya enggak hanya Soloraya, tapi juga sampai Cilacap, kemarin 7 Mei di Purwodadi, mana-mana lah yang mengadakan manasik,” ungkapnya saat berbincang dengan Solopos.com di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Boyolali, Selasa (9/5/2023).

Pada musim haji yang dimulai 23 Mei nanti, Guspo merencanakan menggelar lapak di Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali. Guspo mengaku mendapatkan informasi terkait daerah-daerah yang melaksanakan manasik dari para calhaj di Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali.

Saat di AHD, ia meminta beberapa nomor para calhaj. Setelah tahu informasi terkait jadwal manasik haji di daerah-daerah, ia akan menghubungi Kementerian Agama (Kemenag) setempat dan pengelola tempat manasik untuk izin berjualan.

“Jadi tetap ada istilahnya kulanuwun, enggak tiba-tiba jualan,” ujar dia. Ia menjelaskan pekerjaan tersebut hanya dia lakukan sebulan menjelang musim haji hingga nanti pemulangan jemaah haji.

Pedagang asal Boyolali itu membeberkan pendapatannya sebagai pedagang musiman saat punya musim haji pernah mencapai Rp17 juta dalam sehari. Sedangkan pendapatan tertinggi berada di angka Rp3 juta sehari.

Paling Laku Terjual

“Ini saya jual pakaian ihram, topi, kaus riyal, kaus kaki wudu, dan lain-lain. Yang paling banyak dibeli ada baju ihram pria dan baju gamis untuk perempuan,” ujarnya.

Ia membanderol baju ihram pria dengan harga Rp150.000 per set. Sedangkan gamis sekitar Rp180.000 per set. “Lakunya enggak selalu banyak, enggak mesti. Baju ihram pria sehari paling pol laku lima setel, kalau gamis pernah laki 17 setel waktu di Cilacap,” ujarnya.

Pedagang musiman lain asal Dibal, Ngemplak, Boyolali, Eka Fitriyani, 25, mengatakan untuk pengurusan izin berdagang langsung ke Kemenag dan pengelola gedung atau tempat manasik. Izinnya, jelas dia, cukup secara lisan.

Eka menjelaskan barang dagangannya yang sering laku pada musim haji di AHD Boyolali seperti kaus riyal, kaus kaki wudu, dan hanger lipat. “Singlet atau kaus riyal itu didesain ada tempat naruh uang riyal yang aman harganya ada yang Rp35.000, ada yang Rp40.000 per potong. Terus kaus kaki wudu Rp15.000 dan hanger lipat Rp40.000,” jelasnya.

Eka mengaku pendapatannya dalam berjualan pakaian untuk para calhaj dalam sehari terendah mencapai Rp1 juta dan tertinggi Rp5 juta. Ia menjelaskan mulai berjualan pada April 2023 dan akan mengakhiri jualan setelah musim pemulangan haji.

Eka berencana berjualan pakaian dan aksesori untuk para calhaj di AHD Boyolali pada musim pemberangkatan haji mulai 23 Mei.

“Nanti waktu pas pemulangan, saya ganti jualan air zam-zam, kurma, pokoknya oleh-oleh begitu. Biasanya mereka sudah pesan sebelum berangkat, pas pulang tinggal saya bawakan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya