SOLOPOS.COM - Perajin keranjang parsel di Kampung Dukuh, Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo, Sumarno, 57 menunjukkan hasil kerajinan keranjang parsel di gudangnya, Jumat (24/3/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Menyambut Bulan Ramadan 1444 H/2023 M, perajin keranjang parsel di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, mulai meningkatkan kapasitas produksi. Pesanan sudah banyak yang masuk sejak tiga bulan sebelum Ramadan. Sementara pengiriman sudah dilakukan hingga ribuan buah ke berbagai daerah.

Salah satu perajin keranjang, Sumarno, 57 mengatakan persaingan penjualan keranjang parcel ketat. Walau begitu ia tetap optimistis dengan penjualan keranjang Buatan nya. Ia tak mau ikut dalam perang harga, namun lebih mementingkan kualitas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Jika pesanan ramai, omzet keranjang parsel Sumarno bisa tembus ratusan juta rupiah.”Omzetnya bisa mencapai Rp300 juta per musim. Tetapi saat ini ekspor kan sepi, sementara orang-orang [pekerja pabrik ekspor] makin banyak yang bikin keranjang, banyak yang banting setir. Jadi persaingan semakin ketat, yang terpenting kualitas yang kami bikin terjamin,” ujar Sumarno saat berbincang dengan Solopos.com pada Jumat (24/3/2023).

Keranjang parsel Sumarno terbuat dari rotan dan memiliki motif anyaman yang khas sehingga yang membuatnya berbeda. Selain itu, dia memastikan keranjang parsel miliknya cukup kuat, sehingga jika harus ditumpuk hingga ketinggian empat meter ke atas pun tidak masalah.

Harga keranjang parselnya dibanderol mulai dari Rp13.000-Rp37.000. Pesanan biasanya datang dari Jogja, Bantul, Cilacap, Sragen, dan paling banyak Solo. Selama Ramadan, hampir tiap hari ia mengirim pesanan ke Solo. Pesanan itu dikirim ke pemborong lalu akan dijual lagi.

Jumlah dan variasi keranjang parsel buatannya bervariasi sesuai dengan pesanan. Sumarno juga mengaku telah mengirimkan ribuan  keranjang parsel ke Jogja sebelum bulan Ramadan. Ukuran keranjang-keranjang tersebut bervariasi mulai dari yang terkecil hingga bertingkat tiga dengan tinggi 90 sentimeter.

Keranjang kecil baik berbentuk kotak maupun oval ukuran 40 sentimeter yang paling banyak diminati. Ukuran tersebut dinilai pelanggan lebih ekonomis dan praktis.

Sumarno bukanlah pemain baru dalam bisnis kerajinan rotan. Ia  merintis usaha ini sejak 1988, namun baru mulai stabil di tahun 2000. Ia mulai membuat keranjang parsel dan fokus di situ sejak 2010. Sebelumnya itu dia mengekspor kerajinannya untuk kebutuhan pabrik.

Lepas Pesanan Ekspor

Ia memilih fokus membuat keranjang parsel lantaran pesanan ekspor tak selalu ada. Tak hanya itu pekerjaan membuat pesanan kerajinan untuk ekspor tak mudah. Produk-produk tersebut harus didesain dan dikerjakan sedemikian rupa sesuai permintaan pelanggan.

“Saat ini fokus di keranjang parsel saja, setelah Lebaran biasanya kami harus persiapan untuk produksi lagi, itupun harus dibuat sendiri. Bahan baku aman, tetapi kalau tidak ada uang ya tidak bisa jalan,” ungkap Sumarno.

Harga bahan baku terbilang stabil dari rentang 13.000/kilogram hingga di atas Rp20.000/kilogram untuk rotan besar pembuatan kursi.

Meski sudah menjadi juragan, Sumarno mengaku masih turut membantu mengerjakan pembuatan rotan tersebut untuk memastikan kualitas sesuai dengan standar yang dia inginkan. Dalam pekerjaannya dia dibantu istri dan dua pekerja di gudang. Selain itu dia juga memiliki tiga pekerja lain yang mengerjakan di rumah masing-masing.

“Kami juga mendapat banyak masukan agar memasarakannya secara online,  pasti akan lebih mudah penjualannya. Tetapi dengan usia saya saat ini cukup sulit untuk kami mengikuti penjualan online. Saya hanya bisa berdoa supaya pelanggan kemarin tetap balik lagi memesan,” harap Sumarno.

Perajin rotan lainnya, Agus Nugroho, 40, membuat keranjang parsel hanya di saat tertentu. Di hari biasa dia memproduksi pesanan lain seperti keranjang tempat dawet, dan beberapa kerajinan lainnya.

“Tiga bulan sebelum Ramadan sudah banyak pesanan masuk. Kami memproduksi dari ukuran 40-90 sentimeter dengan kisaran harga Rp10.000-Rp30.000 per keranjang tergantung ukuran. Kalau jumlah produksinya kami tidak bisa memprediksi,” ujar Agus saat dijumpai di rumahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya