SOLOPOS.COM - Muryanto, 32, warga Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan dibantu kerabatnya membikin sangkar burung di rumahnya, Jumat (14/10/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Restu ibu memberi berkah bagi Muryanto, 32, warga Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan ketika kali pertama merintis usaha produksi sangkar burung lima tahun lalu. Kala itu, dia sedang dikejar kebutuhan keluarga kecilnya.

Saat itu, penghasilannya sebagai buruh bangunan tak mencukupi menutup kebutuhan sehari-hari. Sebelum bekerja sebagai buruh bangunan, Muryanto pernah bekerja sebagai montir di bengkel sepeda motor resmi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Ide membuat sangkar burung ini disuruh sama ibu. Sejak kecil, saya memang memiliki keterampilan membuat sangkar burung, kok keterampilan itu tidak digunakan. Setelah itu saya minta doa sama ibu untuk memulai usaha ini,” kata Muryanto saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (14/10/2022).

Tak ada kesulitan bagi Muryanto merintis usahanya. Berbekal pegetahuannya membikin sangkar burung sejak kecil, dia cepat beradaptasi merintis usaha.

Ilmu membikin sangkar burung dia pelajari secara autodidak. Muryanto yang juga hobi memelihara burung berkicau ini kerap mendatangi pasar burung.

Baca Juga: Polisi Buru Seorang Pencuri Burung di Nanggulan Cawas Klaten

Di tempat itu, dia melihat model-model sangkar yang kemudian dia aplikasikan dengan membikin sendiri di rumah.

Kini, sangkar produksinya dikirim ke berbagai daerah melalui tengkulak. Tak hanya di Soloraya, sangkar burung bikinan Muryanto dipasarkan hingga ke Kalimantan serta Papua.

Tak hanya tengkulak, pesanan membikin sangkar burung datang dari para penggemar burung berkicau. Mereka membawa ide dan gambar sangkar dan mempercayakan proses produksi kepada Muryanto.

Tak hanya membikin sangkar burung sesuai standar, dia pun kerap menerima permintaan pembuatan sangkar burung dengan ukiran.

Baca Juga: Rica-Rica Mentok Goplo Klaten, Dagingnya Lembut dan Tidak Amis saat Dikunyah

“Biasanya ukiran itu bentuknya kubah masjid dan bunga,” jelas dia.

Harga sangkar burung bikinan Muryanto bervariasi tergantung ukuran, ukiran, hingga proses finishing dan kesulitan. Paling murah, dia pernah membikin sangkar seharga Rp20.000. Paling mahal dia pernah membikin sangkar burung seharga Rp450.000. Bahan baku untuk memproduksi sangkar burung menggunakan kayu jati.

“Dalam sebulan, saya biasanya bisa memproduksi sampai 200 sangkar burung,” kata dia.

Kepala Desa (Kades) Kaligawe, Ari Sutikno, mengatakan ada dua perajin sangkar burung di desanya yang hingga kini masih eksis. Pemasarannya ke berbagai daerah.

Baca Juga: Ketahuan Pak RT, Pencuri Burung di Cawas Klaten Akhirnya Ditangkap Warga

“Harapan kami ke depan, para perajin mendapatkan pendampingan untuk mengembangkan usaha mereka,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya