SOLOPOS.COM - Para warga bergotong-royong kompak memroses hewan kurban mulai dari penyembelihan sampai distribusi di halaman Masjid Al Hikmah Margoasri, Puro, Karangmalang, Sragen, Senin (17/6/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Merintis model berkurban fenomenal ala warga di Perumahan Margoasri, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, tidaklah gampang.

Takmir Masjid Al Hikmah Margoasri menyadarkan warga untuk berkurban dilakukan secara door to door sejak 1996. Sejak 2010, jumlah hewan kurban yang disembelih di masjid itu rata-rata sampai 30 ekor dari awalnya hanya dua ekor.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Perjalanan ibadah kurban di Perumahan Margoasri itu diungkapkan Ketua Takmir Masjid Al Hikmah Margoasri, Sragen, Suprapto, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (17/6/2024).

Suprapto masuk di Perumahan Margoasri pada 1996 atau setahun sejah perumahan itu berdiri di 1995. “Awal mulanya, saya door to door atau ke rumah-rumah untuk mendorong warga agar mau berkurban. Mula-mula setahun hanya ada dua ekor sapi. Saking warganya banyak maka saya sampai mencari bantuan daging kurban ke Solo,” jelas Suprapto.

Ia tidak berputus asa. Sosialisasi terus dilakukan lewat pengajian-pengajian di tingkat rukun tetangga (RT). Dari pengajian RT itulah muncul kesadaran warga untuk berkurban minimal satu RT ada yang berkurban.

Dengan sosialisasi terus-menerus akhirnya setiap RT sekarang ada yang berkurban satu ekor, dua ekor, bahkan satu RT ada yang berkurban sampai lima ekor.

Kini, Perumahan Margoasri terdiri atas 13 RT karena jumlah rumahnya bertambah atau meluas ke selatan dan barat. Jumlah kepala keluarganya sekarang mencapai 970 KK.

Di perumahan itu ada tiga masjid dan satu musala. Ketika Iduladha, seluruh warganya kompak menyemberih hewan kurban jadi satu di Masjid Al Hikmah.

“Mulai 2010, yang berkurban selalu banyak sampai 30 ekor. Sampai sekarang jumlah hewan kurban sering di atas 30 ekor sapi. Dari pengajian RT itu ada yang menabung sehingga termotivasi untuk berkurban. Untuk setiap menjelang Iduladha ada rapat sampai tiga kali, mulai dari rapat persiapan dan penentuan harga, pembagian tugas, dan pemantapan,” ujar dia.

Suprapto mengatakan bahkan saat pandemi Covid-19 lalu sempat ada yang memisah diadakan di masjid masing-masing tetapi dikhawatirkan kekompakan akan pudar.

Akhirnya, saat Covid-19 pun tetap dilakukan jadi satu. Kala itu, Suprapto sampai meminta izin ke Polsek Karangmalang dengan aturan protokol kesehatan yang ketat, terutama jaga jarak. “Alhamdulillah sampai sekarang tetap jadi satu dan seterusnya,” jelasnya.

Meskipun penyembelihan dilakukan di tengah permukiman padat penduduk, limbah penyembelihan terkelola dengan baik dan tidak menimbulkan bau. Semua limbah penyembelihan hewan kurban langsung disedot ke tangki dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Begitu aktivitas penyembelihan selesai maka saat itu pula semua bersih.

“Untuk truk sedot tinja sampai mendatangkan dua unit. Semua pekerjaan itu dilakukan seluruh warga yang jumlah panitianya mencapai 640-an orang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya