Soloraya
Selasa, 5 September 2023 - 19:33 WIB

Berlangsung 3 Hari, Festival Payung Ke-10 Bertempat di Titik Nol Kota Solo

Dhima Wahyu Sejati  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Fespin, Heru Mataya saat jumpa pers Festival Payung di Halaman Balai Kota Solo, Selasa (5/9/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Festival Payung atau Fespin ke-10 bakal kembali hadir di Kota Solo, Jumat-Minggu (8-10/9/2023).

Lokasi Fespin ke-10 tahun ini, akan diselenggarakan di titik nol kota, yakni Balai Kota Solo dan Pasar Gede. Festival itu mengambil tema “Sepayung Bumi, Alam adalah Kita”.

Advertisement

Direktur Fespin, Heru Mataya mengatakan pemilihan tema tahun ini berkaitan dengan isu pelestarian alam dan lingkungan. “Tema ini akan mengajak kita semua mencegah perubahan iklim,” ujar dia di Balai Kota Solo, Selasa (5/9/2023).

Dia mengatakan Fespin selalu berusaha menempatkan literasi menjadi bagian penting dari festival. Hal itu diwujudkan dalam bentuk peluncuran buku.

Advertisement

Dia mengatakan Fespin selalu berusaha menempatkan literasi menjadi bagian penting dari festival. Hal itu diwujudkan dalam bentuk peluncuran buku.

Jika pada FESPIN ke-9 tahun 2022 lalu, melahirkan sebuah buku kumpulan esai yang berjudul Payung Tradisi Nusantara. Heru menyebut tahun ini, Fespin bakal menerbitkan buku berjudul Sepayung Bumi, Kumpulan Cerpen dan Puisi.

Sebanyak 18 penulis cerpen dan 26 penulis puisi sudah menyumbangkan karya untuk diterbitkan. “Ada penulis-penulis seperti Joko Pinurbo sampai Sujiwo Tejo,” kata dia.

Advertisement

Dia menyebut ada beberapa grup seni seperti Pusat Olah Seni Budaya Mulyo Joyo Enterprise (Surabaya) menampilkan penari-penari disabilitas.

Lalu Esaje Sikop dan Kreasi Tuli Indonesia by Akeyla Naraya (Kabupaten Karawang) menampilkan para model disabilitas, serta Studio Koepokoe (Bantul) menampilkan karya senì rupa anak-anak autis.

Selain itu juga terdapat dua remaja putri disabilitas rungu yang bekerja sebagai pembuat payung tradisi di Home Industri Payung Lukis Ngudi Rahayu, Juwiring, Klaten.

Advertisement

Fespin juga membuka ruang bagi seniman-seniman seantero Indonesia untuk menampilkan karya. Bahkan ada 65 grup seni pertunjukan, 8 grup fashion show, dan 33 kelompok UMKM/Komunitas Kreatif terkonfirmasi turut serta berpartisipasi.

“Mereka sukarela datang kemari hanya untuk mensukseskan acara ini. Mereka cari hotel sendiri, cari akomodasi sendiri,” lanjut dia.

Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Anies Dyah Oktavianti menyambut baik Fespin ke-10 di Solo.

Advertisement

“Diharapkan setiap tahun ada hal baru sehingga bisa mengedukasi masyarakat Solo terkait dengan budaya atau apresiasi seni,” kata dia.

Terlebih, dia menyebut acara semacam itu bakal menggaet ribuan wisatawan agar mau berkunjung ke Solo. “Saya yakin tidak kalah dengan SIPA kemarin, saya kira bisa sekitar 6.000 wisatawan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif