SOLOPOS.COM - Usaha ban bekas Sido Mampir milik Sugiharto, 61, di pinggir Jl. Andalas No. 20 Klaten, Selasa (27/4/2021). Usaha berskala rumahan itu dinilai berkualitas ekspor. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN - Hanya bermodalkan ban bekas, kursi taman bikinan pria asal Kampung Sidowayah, Kelurahan Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, ini mampu menembus pasar di daratan Amerika dan Eropa. Munculnya pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun terakhir ternyata tak mampu menggoyahkan usaha yang dirintis Sugiharto, 61, sejak tahun 1986.

Bukannya terpuruk di tengah pandemi Covid-19, usaha ban bekas Sido Mampir di pinggir Jl. Andalas No. 20 Klaten ini justru menuai "panen raya". Laki-laki yang sempat bekerja di sebuah koperasi di Klaten ini hanya mengandalkan ban bekas sebagai bahan utama membuat kursi taman, kursi teras, ayunan, meja, pot, dan tempat sampah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Baca Juga: Begini Cara Satgas Quick Response Polres Klaten Tingkatkan Kemampuan

Dari berbagai produk yang dihasilkan, kursi taman paling diburu pembeli di tengah pandemi Covid-19. Harga kursi taman satu set lumayan terjangkau, yakni Rp750.000-Rp800.000. Dengan merogoh kocek itu, pembeli bisa membawa pulang satu set kursi taman yang terdiri dari empat kursi dan satu meja.

Seluruh bahan utama pembuatan kursi taman itu dari ban bekas. Biasanya, ban bekas yang dijadikan sebagai bahan pembuatan kursi taman, yakni ban bekas truk atau ban bekas colt diesel. Hal itu dipilih karena dinilai memiliki konstruksi yang kuat. Saat ban bekas sudah disulap menjadi kursi taman tidak mleyot saat diduduki.

Ban truk dan colt diesel juga tahan dari cuaca apa pun. Sehingga kursi yang dibuat dari ban bekas bisa diletakkan di dalam ruangan (indoor) atau pun di luar ruangan (outdoor). Bahan baku ban bekas itu sangat mudah dicari di kawasan Klaten dan Sukoharjo.

Lantaran terbuat dari ban bekas, kursi taman buatan Sugiharto juga terbilang unik dan antik. Hal inilah yang mengakibatkan kursi taman diminati para pembeli, baik lokal hingga internasional. Padahal, pembuatan kursi taman dari ban bekas dianggap relatif gampang, yaitu dimulai dari memotong ban bekas, merakit, menganyam, mencuci, dan mengecat.

Merakit

Bagian paling rumit dalam membuat kursi taman, yakni saat merakit. Dibutuhkan keahlian khusus, seperti saat memaku karet ban. Berbekal pengalaman yang dimiliki dan hasil belajar autodidak, Sugiharto mampu menyulap ban bekas menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Proses pembuatan satu set ban bekas biasanya membutuhkan waktu tiga hari. Dari usahanya ini, Sugiharto yang dibantu istrinya juga dapat mampu menyerap satu tenaga kerja di Klaten.

Semula, Sugiharto fokus membikin pot bunga dari ban bekas. Lalu berkembang membuat porduk lainnya. Hingga sekarang, yang paling laku di pasaran, kursi kursi taman. Peminatnya tak hanya warga sini atau warga negara Indonesia (WNI), tapi dari luar negeri juga.

"Di era awal tahun 2000, ada pesanan dari Amerika, Denmark, Prancis, dan Belgia. Mereka itu datang langsung ke sini. Bahkan yang dari Denmark pesan hingga 100 set. Itu saya kerjakan dalam tempo tiga bulan. Jadi, kursi dari ban bekas ini justru diminati orang luar. Kualitasnya sudah ekspor," kata Sugiharto, saat ditemui Solopos.com, di Kampung Sidowayah, Kelurahan Kabupaten, Kecamatan Klaten Tengah, Selasa (27/4/2021).

Baca Juga: Jembatan Baru Gembira Loka Zoo Jogja Mulai Beroperasi Hari Ini

Sugiharto mengatakan usaha yang digelutinya itu sampai sekarang masih diminati pembeli. Hal itu termasuk saat berlangsung pandemi Covid-19. "Dari awal pandemi sampai sekarang, saya bisa menjual minimal dua set kursi taman. Itu minimal. Di tengah pandemi Covid-19, saya sudah kewalahan melayani pembeli lokal. Yang pesan sudah banyak. Satu orang ada yang pesan beberapa set. Ini jadi berkah tersendiri bagi saya. Dalam sehari, saya bekerja dari pagi hingga sore," katanya.

Salah seorang pembeli ban bekas, Susanta asal Gondang, Kecamatan Kebonarum, mengaku sempat terpesona dengan kursi buatan Sugiharto. Kursi buatan Sugiharto dinilai awet dan antik. "Saya ini mau membeli kursi taman untuk ditempatkan di tempat usaha outdoor. Saya sering lewat sini, sering melihat kursi buatan Pak Sugiharto. Lama-lama tertarik. Saya membeli empat set," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya