Soloraya
Senin, 1 Agustus 2022 - 21:10 WIB

Bermula dari Iseng, Seniman Bumerang asal Sragen Ini Go International

Galih Aprilia Wibowo  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seniman bumerang asal Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Koko Handoko, memperlihatkan hasil karyanya di tempat produksinya, Senin (1/8/2022). (Solopos/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Koko Handoko, seorang seniman bumerang dari Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, berhasil menyentuh pangsa pasar ekspor di berbagai negara. Produk bumerangnya terjual sampai ke Australia, Italia, Swiss, Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika.

Pada 2020, pandemi membuat Koko kehilangan pekerjaannya, dan kembali ke Sragen. Mengaku iseng, Koko mencoba membuat bumerang dan praktik trial and error di lapangan daerah setempat ia tinggal.

Advertisement

Koko mengaku dulunya seniman air brush di Bali. Usahanya kebanyakan memenuhi pesanan custom sepeda motor. “Mungkin tetangga mengira saya depresi, di lapangan sendirian,” terang Koko saaat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (1/8/2022).

Seniman asal Sragen ini mengaku ketertarikan membuat bumerang sudah ada waktu ia kecil. Ia menyukai karakter Sokka yang menggunakan bumerang dalam film Avatar: The Last Airbender.

Advertisement

Seniman asal Sragen ini mengaku ketertarikan membuat bumerang sudah ada waktu ia kecil. Ia menyukai karakter Sokka yang menggunakan bumerang dalam film Avatar: The Last Airbender.

“Saya kemudian membuat bumerang dengan desain malaikat, lalu di unggah di Facebook dengan menggunakan tagar #artboomerang,” tambahnya.

Baca Juga: Lolos Seleksi, 10 Finalis Duta GenRe Sragen 2022 Segera Masuk Karantina

Advertisement

Koko mengaku kaget dan tidak percaya bumerang seperti yang ia buat laku dijual. Kemudian percakapan tersebut berlanjut hingga seniman asal Sragen itu ditantang membuat beberapa bumerang dan akan dibeli orang berkebangsaan Jerman tersebut.

“Lalu saya membuat tujuh bumerang dan pertama kali saya kirim ke Jerman. Dengan desain paling rumit adalah wajah pembeli yang membawa bumerang,” ungkap Koko.

Günter Möller mengaku senang dan berniat membayar tujuh bumerang tersebut. Karena Koko tidak mengetahui referensi harga bumerang tersebut, harga sepenuhnya dikembalikan ke si pembeli.

Advertisement

Baca Juga: Kominfo Blokir Paypal, Seniman Sragen: Begitu Dibuka, Langsung Cairkan

Performa dan Akurasi

Dari tujuh bumerang tersebut, Koko berhasil meraup Rp6 juta. Perinciannya bumerang dengan desain rumit dihargai 70 Euro dan bumerang dengan desain sederhana seharga 40 Euro.

Sebelum menjual bumerang hasil karyanya, seninam asal Sragen itu selalu memberikan video untuk mengecek peforma dan akurasi dari bumerang yang telah ia buat. Kualitas bumerang menurut Koko dilihat dari peforma dan akurasi.

Advertisement

Peforma dilihat ketika dilempar apakah bumerang tersebut bisa kembali dan tingkat akurasi bisa ditangkap dengan baik atau tidak. Koko pernah melakukan kolaborasi dengan salah satu Youtuber Amerika, Victor Poulin, dengan judul video Boomerang Flights of Koko Works of Art #Boomerang.

Salah satu bumerang yang ia kirim untuk di-review oleh Youtuber tersebut dengan desain Sangiran khas Sragen. Dalam Bulletin Boomerang Association Australia, Edisi November 2011, Koko mengatakan bumerang itu unik, bisa kembali setelah dilempar, yang sangat luar biasa untuknya.

Baca Juga: Ini Pahlawan Kemerdekaan Asal Sragen, Ada Pencetus Taktik Kamuflase

Koko hingga saat ini masih memproduksi sendiri bumerang karyanya. Ia mengatakan seni tidak bisa diwakilkan. Sekarang ia dalam sebulan membuat lima hingga enam bumerang dan dihargai 50 hingga 70 dollar AS.

Untuk pangsa pasar Indonesia, peminat bumerang milik Koko biasanya para kolektor yang membeli dengan rentang harga Rp500.000 hingga Rp800.000.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif