SOLOPOS.COM - Penampakan unit BRT Trans Jateng Koridor VII Solo-Wonogiri di Garasi PO Tunggal Dara Putera, Ngadirojo, Wonogiri, Senin (31/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng jurusan Solo-Sukoharjo-Wonogiri yang rencananya diresmikan 8 Agustus mengoperasionalkan 14 unit armada dan satu armada cadangan, setiap hari. 

Dengan jam beroperasi dari pukul 05.00 WIB sampai 19.00 WIB. Bus berangkat dari Terminal Tirtonadi Solo maupun Terminal Tipe C Wonogiri.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah, Dinas Perhubungan Jateng, Joko Setyawan mengatakan, pelayanan BRT Solo-Sukoharjo-Wonogiri adalah koridor ketujuh dari pelayanan BRT Trans Jateng.

“Rute ini dipilih karena rute mewakili kebutuhan masyarakat Jateng terhadap pelayanan angkutan massal yang baik, utamanya di Solo Raya. Di daerah Solo Raya ini memang baru ada satu koridor, yaitu Solo-Sragen. Sekarang di Solo-Sukoharjo-Wonogiri,” kata Joko, saat ditemui di kantornya di Semarang, Kamis (3/8/2023), dilansir laman resmi Pemprov Jateng.

Menurutnya, wilayah Solo-Sukoharjo-Wonogiri merupakan daerah yang dihuni banyak pekerja, industri, pekerja pemerintah, pelajar, dan mahasiwa. 

Namun, diperkirakan penumpang bakal didominasi pekerja. Apalagi, di lokasi itu juga dilalui KA Batara Kresna, sehingga penumpang kedua moda, bisa mudah melanjutkan perjalanan.

“Adanya BRT, kita harapkan masyarakat di walayah Jateng, terutama pelajar, pekerja, mahasiswa, dan para pegawai pemerintah, bisa memanfaatkan bus ini. Untuk pelayanan dari mulai pertama dioperasikan 8 Agustus,” terang Joko.

Adapun ongkos perjalanan masih sama dengan koridor yang lain. Yaitu, penumpang umum dikenakan harga tiket Rp4 ribu, dan pelajar, buruh, serta veteran Rp2 ribu. Nilai itu masih terjangkau untuk masyarakat Solo-Sukoharjo-Wonogiri

Dari sisi kenyamanan, terang Joko, bus dilengkapi pendingin udara. Sopir tidak akan kebut-kebutan karena dibatasi kecepatan, serta ada fasilitas CCTV, baik di dalam bus maupun di luar bus.

Dia berharap, masyarakat mau beralih ke angkutan umum. Sehingga warga tidak lagi naik kendaraan pribadi. Dampaknya, Jateng dengan kota besarnya akan tidak macet seperti kota lain.

“Jateng bisa jadi contoh bahwa kota di Jateng dilayani angkutan umum yang baik, tidak macet, banyak yang naik angkutan umum. Sehingga jumlah angka kecelakaan turun,” tandas Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya