SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa memadamkan listrik secara simbolis pada acara Earth Hour 2023 yang berpusat di Balai Kota Solo, Sabtu (25/3/2023) malam. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Suasana kawasan Jl. Jenderal Sudirman yang berhias instalasi lampu islami mendadak gelap selama satu jam untuk acara Earth Hour 2023 yang berpusat di Balai Kota Solo, Sabtu (25/3/2023) malam.

Suasana kawasan Balai Kota Solo ramai sejak siang dengan pembukaan Ramadan Light Festival dan Kampung Ramadan di Plaza Balai Kota Solo. Ada pembagian 1.000 nasi gulai ayam oleh chef Arnold Poernomo, Bobon Santoso, Coki Pardede, dan Tretan Muslim serta atraksi seni islami.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Warga yang mayoritas kalangan keluarga serta anak muda bertahan di kawasan Balai Kota Solo untuk melihat momen Earth Hour 2023 di Solo yang mengusung tema Solo Resik, Kelola Sampah Plastik.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa; Program Director of Climate and Market Transformation WWF Indonesia, Joko Sarjito; Ketua PCNU Kota Solo, HM Mashuri memadamkan lampu secara simbolis di kantor Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pukul 20.30 WIB.

Lampu padam termasuk instalasi lampu islami selama satu jam namun lampu penerangan jalan umum tetap menyala. Di sela-sela itu, para pegiat lingkungan menyalakan lilin di jalur pedestrian di Plaza Balai Kota Solo.

Sejumlah seniman juga memeriahkan acara itu, antara lain Jungkat Jungkit, Setengah Baya Project, musik rangkas sekedar laras, hadrah, dan suluk. Earth Hour menyerukan kepada individu, komunitas, dan sektor bisnis di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan alat elektronik lainnya yang tidak digunakan.

Joko menjelaskan Earth Hour pertama kali dimulai Australia pada 2027 sampai tahun ini yang menjadi kampanye terbesar global dengan jumlah negara yang terlibat 192 negara sesuai waktu setempat untuk memadamkan listrik selama satu jam.

“Untuk Indonesia saat ini diikuti oleh 21 kota dan saat ini adalah peringatan yang ke-14. Alasan kita memilih kota Solo karena kami melihat Kota Solo sebagai kota dengan populasi yang terbesar di Jawa Tengah,” kata dia.

Menurut dia, Pemkot Solo sudah memiliki program Solo Resik untuk mengelola sampah. Program itu diharapkan menjadi upaya memperhatikan alam yang lebih baik.

Dia mengatakan durasi satu jam merupakan langkah awal untuk lebih peduli terhadap lingkungan karena mematikan satu jam saja itu berarti kita banyak menghemat energi, banyak mengurangi emisi, banyak mengurangi kerusakan lingkungan alam. Adanya 192 negara peserta membuat dampak positif bagi alam.

Teguh menjelaskan sejumlah bencana alam di Indonesia akibat kesalahan manusia, salah satunya banjir. Pemkot Solo berkomitmen menjaga lingkungan sungai dan menjaga keindahan lingkungan dari sampah.

“Momen Earth Hour yang dipusatkan di Kota Solo menjadi kesempatan yang baik untuk mengajak masyarakat mengubah perilaku supaya bisa mencintai bumi. Melakukan kegiatan-kegiatan yang membuat bumi tetap lestari,” ujar Teguh.

Teguh mengajak seluruh instansi maupun kantor-kantor untuk menghemat listrik. Para pejabat dan pemangku kepentingan mengajak jajarannya menghemat seluruh energi supaya bumi tetap lestari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya