SOLOPOS.COM - Karyawan Jenang Murni, Hariyadi sedang mengaduk jenang di kediamannya, Desa Kenep, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (19/7/2022). (Solopos.com/Tiara Surya Madani)

Solopos.com, SUKOHARJO –Warga Desa Kenep, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Murdiyatni berhasil menekuni produksi oleh-oleh rumahan bernama Jenang Murni sejak 1987.  Saat diwawancara Solopos.com, Selasa (19/7/2022), ia mengatakan omzet kotor yang dihasilkan mencapai Rp30-40 juta per bulan.

Putra Murdiyatni, Aji, menjelaskan industri jenang milik keluarganya diinisiasi ibunya. Sang ibu mendirikannya bertahap dari modal upah membuat batik.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Rumah produksi sudah berdiri sejak 1987. Berdiri karena ibu sebelumnya ikut batik cap, kemudian mendapat penghasilan dibelikan kenceng, wajan besar untuk membuat jenang,” kata Aji.

“Bapak dulu ikut membuat jenang kemudian inisiatif membuat sendiri kemudian tahun 1987 sudah memproduksi sendiri,” tambah Aji. Usaha yang dikembangkan sejak 1987 itu prospektif karena masih bertahan hingga 2022. Pemasaran dilakukan ke kawasan pasar tradisional.

Selain pemasaran secara tradisional, jenang juga ditawarkan melalui sosial media Instagram dan WhatsApp.

Baca juga: Berkah Lebaran, Jenang Sukoharjo Laris Manis Diserbu Pemudik

“Untuk usaha [jenang] prospektif jika dilihat dari berdirinya tahun, 1987 sampai 2022 sudah sekitar 30 tahun. Untuk pasar kita ke pasar tradisional Tawangsari, Pasar Nguter, dan Ngadirojo,” jelas Aji.

“Promosi selain ke pasar ada Instagram. Yang mengelola istri saya @murni_roti_jenang. Selain itu lewat WhatsApp yang mengelola 3 orang, yaitu satu keluarga,” terang Aji lagi.

Lelaki berumur 38 itu mengaku kunjungan wisatawan biasanya berbasis edukasi tahapan membuat dodol. Mereka akan diajarkan bagaimana cara membuat dodol jenang mulai dari tahap pra-produksi hingga rampungan serta bahan baku yang digunakan.

“Kunjungan wisatawan biasanya studi banding dari TK, SD, SMP, mereka melihat proses pembuatan. Kalau mahasiswa untuk tugas,” kata Aji.  “Bahan baku yang digunakan santan kelapa, gula jawa atau gula merah, tepung beras, tepung ketan, vanili,” tambah Aji melalui pesan WhatsApp.

Baca juga: Makna Pembagian 278 Takir Jenang pada Peringatan HUT Ke-277 Kota Solo

Saat ditanya soal harga jenang, Aji mengatakan harganya variatif mulai Rp8.000 hingga Rp30.000 per jenang.

“Rata rata konsumen merata, kalangan menengah ke atas untuk oleh-oleh, kalangan menengah ke bawah untuk suguhan hajatan, Untuk harga, ada yang Rp8.000, Rp15.000, dan Rp30.000. Omzet kotor Rp30-40 juta per bulan,” kata Aji.

Aji menambahkan saat pandemi berlangsung kegiatan berjalan tidak seperti saat keadaan normal dan mengalami sedikit kerugian. Namun pemerintah telah memberikan bantuan berupa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bisa didapatkan ketika mengajukan secara mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya