SOLOPOS.COM - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Solo, Bimala (kanan) memperlihatkan uang kertas yang terbakar di kantor setempat, Kamis (5/10/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Kasus uang kertas yang rusak akibat kebakaran gudang rongsok di Kampung Joyosudiran, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon milik Soud Al Jufri mirip dengan uang kertas yang dimakan rayap milik penjaga SDN Lojiwetan di Pasar Kliwon, Samin pada 2022. Proses identifikasi uang yang terbakar dilakukan selama satu jam.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Solo, Bimala, mengatakan rumah Soud mengalami rusak berat akibat kebakaran pada Selasa (3/10/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bank Indonesia langsung turun tangan setelah video uang hangus terbakar akibat kebakaran viral di media sosial. Mereka mencari rumah Ibu Soud yang sementara mengungsi pascakebakaran.

“Kami ingin membantu beliau, Ibu Soud. Beliau sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Kemudian, Ibu Soud didampingi dua cucunya datang ke KPw BI Solo untuk menukarkan uang yang terbakar,” kata dia, Kamis (5/10/2023).

Berdasarkan keterangan Soud, uang kertas itu disimpan di laci bagian bawah lemari. Lemari itu ikut dilalap si jago merah saat terjadi peristiwa kebakaran.

Meski terbakar, uang kertas itu masih bisa diindentifikasi oleh petugas. Uang rusak/cacat bisa ditukar ke Bank Indonesia.  Namun, harus memenuhi persyaratan seperti tanda keaslian fisik uang kertas masih dapat dikenali dan fisik uang kertas sebesar dua pertiga atau 2/3 dari ukuran aslinya.

“Serta tidak disengaja. Kalau kasus ini uang rusak karena bencana kebakaran. Sehingga, uang yang rusak bisa ditukar dengan uang baru,” ujar dia.

KPw BI Solo telah mengganti uang yang terbakar milik Soud senilai Rp9.150.000. Dengan perincian, uang kertas pecahan Rp100.000 senilai Rp9 juta dan uang kertas pecahan Rp50.000 senilai Rp150.000.

Menurut dia, kasus tersebut mirip dengan uang yang dimakan milik penjaga SDN Lojiwetan di Pasar Kliwon, Samin. “Bedanya, kondisi uang kertas yang terbakar tertata rapi. Jadi lebih cepat dalam mengidentifikasi dan meneliti. Prosesnya cukup cepat, paling satu jam,” kata dia.

Bimala mendorong agar masyarakat menyimpan uang di bank. ada beberapa alasan masyarakat tertarik menyimpan uang di bank. Misalnya, lebih aman dan mudah melakukan transaksi keuangan. Alasan lainnya adalah kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan.

Nasabah bisa setiap saat menyetor dan mengambil uang tanpa harus pergi ke bank. Mereka bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi saat bertransaksi keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya