SOLOPOS.COM - Sukarelawan mengikuti pelatihan penanganan ular dan tawon di Kawasan Hutan Plalar, Kelurahan Balepanjang, Jatipurno, Wonogiri, Minggu (25/6/2023). (Istimewa/Ambar Endro Saputro)

Solopos.com, WONOGIRI – Sebanyak 165 sukarelawan mengikuti pelatihan cara tangani ular dan tawon yang diselenggarakan Komunitas Relawan Independen (KRI) Wonogiri di Kawasan Hutan Plalar, Kelurahan Balepanjang, Jatipurno, Wonogiri, Minggu (25/6/2023).

Ketua Pelaksana KRI Wonogiri, Ambar Endros Saputro, mengatakan peserta pelatihan merupakan para anggota KRI Wonogiri dan sejumlah sukarelawan forum pengurangan risiko bencana (FPRB) Wonogiri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pelatihan penanganan ular dan tawon dinilai penting untuk sukarelawan di Wonogiri. Hal itu lantaran warga di Wonogiri kerap meminta bantuan kepada sukarelawan untuk menangani masalah ular dan tawon yang masuk ke wilayah pemukiman.

Pelatihan cara tangani ular dan tawin itu diharapkan bisa menjadi bekal para sukarelawan di Wonogiri ketika menghadapi situasi tersebut tanpa salah penanganan. Ambar menyebut dalam pelatihan itu pula, para sukarelawan diajari soal penanganan korban gigitan ular.

Seperti diketahui, wilayah Wonogiri yang masih terdiri atas kebun dan hutan masih sering dijumpai ular berbisa atau tidak berbisa yang sewaktu-waktu bisa menyerang manusia.

“Kami datangkan langsung pelatih yang memang ahli dalam bidang itu, dari Exalos Indonesia dari Solo dan tim penanganan sarang tawon dari Sukoharjo,” ujar Ambar kepada Solopos.com, Senin (26/6/2023).

Salah satu peserta pelatihan, Suyadi, menyampaikan baru kali pertama mengikuti pelatihan penanganan ular dan tawon. Pelatihan cara tangani ular dan tawon itu dinilai sangat relevan dengan situasi Wonogiri.

Menurut dia pemukiman-pemukiman di Wonogiri terutama yang berada dekat kebun atau hutan sering dijumpai ular-ular dan sarang tawon berbahaya. “Relawan biasanya yang dimintai tolong untuk menangani masalah itu. Nah ini kalau sukarelawan tidak tahu cara penangannya kan justru bahaya,” ujar dia.

Suyadi menyebut dalam pelatihan itu ada beberapa materi yang disampaikan kepada para sukarelawan, salah satunya cara menangani ular yang benar tanpa harus membunuh. Menurut dia, penangkapan ular dilakukan dengan hati-hati tanpa panik.

Kepala ular harus ditangkap menggunakan pencapit atau tangan. Cara menangkap kepala ular dari arah belakang ular tersebut. Setelah ular tertangkap, kata dia, segera dimasukkan ke karung untuk dikandangkan atau dilepasliarkan ke habitat yang jauh dari pemukiman.

“Katanya, ular tidak akan menyerang kalau tidak diserang atau diganggu,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya