SOLOPOS.COM - Penumpang naik Bus Rapid Transit  (BRT) Trans Jateng Koridor I di Jl. Solo-Purwodadi, tepatnya di depan MTsN 8 Sragen, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Kamis (18/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng masih menyubsidi biaya operasional Bus Rapid Trans (BRT) Trans Jateng yang mencapai Rp100 miliar pada 2023. Tarif naik BRT Trans Jateng yang diberlakukan saat ini belum mampu menutup biaya operasional.

Seperti diketahui, tarif BRT Trans Jateng untuk umum Rp4.000, sementara pelajar, buruh, dan veteran Rp2.000. Saat ini ada tujuh koridor yang dilayani BRT Trans Jateng.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Penjelasan itu diungkapkan Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jateng, Erry Derima Ryanto saat ditemui wartawan di Sragen, Jumat (24/11/2023). Pemprov memberikan subsidi penumpang BRT Trans Jateng sebagai bentuk pelayanan masyarakat. Tarif sebenarnya, ujar dia, 125% dari Bbiaya operasional kendaraan (BOK).

“Kalau tarif yang sebenarnya itu diberlakukan tentu akan memberatkan masyarakat. Tujuan kami untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas dan mengurangi kepadatan lalu linta, serta memberi kenyamanan dan keamanan bagi penumpang. BRT Trans Jateng itu menjadi salah satu program Pemprov untuk memberikan layanan transportasi yang aman dan murah bagi masyarakat,” jelas Erry.

Saat ini BRT Trans Jateng melayani tujuh koridor. Salah satunya Koridor 4 yang melayani rute Solo-Sumberlawang, Sragen. Di koridor ini,  ada 14 unit BRT yang beroperasi setiap hari tanpa mengenal tanggal merah atau libur.

Sementara tingkat keterisian penumpang BRT Trans Jateng meningkat setiap tahunnya. Pada 2022 lalu, Erry mengatakan jumlah penumpang BRT Trans Jateng di tujuh koridor itu mencapai Rp6,6 juta orang. Dia berharap jumlah penumpang pada 2023 pun meningkat signifikan.

Jumlah penumpang sekali jalan dari Solo-Sumberlawang itu berkisar 20-21 orang. Setiap BRT dalam sehari bisa delapan kali trip atau perjalanan bolak-balik. Itu artinya dalam sehari ada rata-rata 2.240 penumpang dengan perhitungan 20 orang x 8 perjalanan x 14 bus. Dalam sebulan jumlahnya bisa mencapai 67.200 orang dan dalam setahun mencapai 806.400 orang.

“Operasional BRT ini mulai pukul 05.30 WIB sampai 19.00 WIB dan tidak pernah libur. Halte bus memang kurang. Jadi Pemprov memberi armada, sedangkan pihak ketiga atau konsorsium yang menyediakan layanan. Permintaan untuk rute ke Kota Sragen akan kami kaji, terutama berkaitan dengan pengembangan wisata. Barangkali untuk masuk Kota Sragen menjadi kajian kami untuk koridor selanjutnya,” jelas Erry.

Berikut Daftar Operasional 7 Koridor BRT Trans Jateng di Jawa Tengah

Koridor 1              : Bawen (Ungaran)-Tawang (Semarang)

Koridor 2              : Bulupitu (Purwokerto)-Bukateja (Purbalingga)

Koridor 3              : Bahurekso (Kendal)-Mangkang (Semarang)

Koridor 4              : Solo-Sumberlawang (Sragen)

Koridor 5              : Kutoarjo (Purworkerto)-Borobudur (Magelang)

Koridor 6              : Penggaron (Semarang)-Terminal Godong (Grobogan)

Koridor 7              : Solo-Sukoharjo-Wonogiri

Sumber: Dishub Provinsi Jateng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya