Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
SOLOPOS.COM - Budi Suharto (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)
SOLO – Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto menilai besarnya anggaran perjalanan dinas (Perdin) yang sangat besar masih wajar. Dia juga menganggap penghitungan anggaran Perdin pegawai Pemkot sehingga diperoleh angka Rp135 juta per hari sangat tidak fair karena hanya melihat secara kuantitas.
Budi mengatakan untuk menilai efektivitas anggaran suatu kegiatan harus dilihat pula sisi output, outcome, benefit dan impact. Menurut Budi, besar kecilnya anggaran untuk Perdin itu akan menjadi tidak penting ketika hasil perjalanan dinas itu bisa memberikan benefit atau manfaat dan impact yang positif bagi masyarakat.
“Kalau bicara anggaran kinerja, besar kecilnya anggaran itu jadi tidak penting. Itu akan ternegasikan dengan peruntukannya. Bahkan perjalanan dinas satu hari Rp1 miliar pun tidak masalah sepanjang manfaat dan impact-nya jelas. Sebaliknya, taruhlah anggaran itu diturunkan sehari jadi Rp1 juta tapi hanya dikantongi, tidak bisa ke mana-mana. Apa gunanya?” ujar Budi.
Selanjutnya, Budi menegaskan anggaran itu sudah digunakan sesuai peruntukannya. Sepanjang pengawasannya, tidak ada yang menyalahgunakan apalagi sampai membuat perjalanan fiktif. Kalau ada, pihaknya siap diperiksa.
Bicara soal efisiensi, Budi mengatakan semua anggaran perjalanan itu dibuat sesuai standarisasi yang ditetapkan. Penggunaan anggaran itu juga jelas pertanggungjawabannya.
Menurut Budi, dalam skala 100%, hanya 20% anggaran itu yang dipakai untuk uang honor. Sisanya, sebanyak 80% habis untuk transportasi, akomodasi hotel dan sejenisnya.
“Perlu diingat, laporan pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan-red) terhadap laporan penggunaan APBD pemkot itu WTP (wajar tanpa pengecualian-red) lho. Kalau ada penyimpangan tentunya jadi catatan BPK,” jelas Budi.
