SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

BOYOLALI-Produksi telor ayam jusru minim pada bulan Puasa. Hal ini membuat harga telor di pasaran naik. Selain itu, kelangkaan bibit ayam (DOC) disinyalir menjadi penyebab produksi telor ini menurun. Para peternak pun terpaksa memperpanjang waktu produktif ayam agar tetap menghasilkan telor. Hal ini dilakukan untuk menyuplai kebutuhan akan telor yang terus naik. Terlebih pada bulan Ramadan dan menjelang puasa.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu anggota paguyuban peternak ayam petelor Boyolali, Tukinu mengatakan, minimnya produksi telor karena populasi ayam yang berkurang. Sebab, bibit ayam (DOC) sempat langka beberapa waktu lalu. di samping itu, harga bibit ayam yang ada cukup mahal.

“Harganya bisa sampai Rp12.500/ekor. Barangnya pun tidak selalu ada. Padahal permintaan telor naik terus,” katanya saat ditemui wartawan di rumahnya, Senin (30/7/2012).

Ia menjelaskan, kenaikan harga telor beberapa waktu lalu mencapai Rp17.700/kg. Produksi telor yang minim sementara permintaan sangat tinggi. Alhasil, harga telor pun turut melejit.

Menurutnya, kelangkaan DOC berdampak pada kelanjutan produksi telor. Setelah usia ayam mencapai 15 bulan produksi telor berkurang. Ayam itu pun memasuki masa afkir. Akan tetapi, penggantinya berupa ayam muda dan baru tidak tersedia. “Para peternak terpaksa merekayasa kondisi ayam. Mereka melakukan molting pada ayam yang sudah afkir,” imbuhnya.

Cara ini yakni dengan menyeleksi ayam yang sudah afkir. Hewan tersebut dipuasakan beberapa hari. Ayam dipuasakan hingga berat badanya turun sesuai dengan petunjuk dokter hewan. Jika berat badan ayam sudah sesuai keinginan, hewan itu baru diberi makan. Oleh karena itu, ayam-ayam itu pun akan bertelor lagi.Menurutnya, dengan cara ini membuat turunnya produksi telor tidak terlalu lama. Harga telor yang mencapai Rp17.000/kg bisa normal kembali menjadi Rp12.000/kg.

Selain itu, permintaan telor pada bulan Puasa sangat tinggi. Permintaan ini terutama untuk industri kue kering. Kenaikan harga kedelai yang di pasaran juga memengaruhi telor.

“Tahu tempe menjadi mahal sekarang. Masyarakat pun cenderung beralih ke telor,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya