SOLOPOS.COM - BIbit Waluyo (dok Solopos)
Klaten (Solopos.com)--Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mulai menutup diri kepada wartawan saat ditanya perihal polemik rencana pembangunan mal di bekas pabrik es Saripetojo. Saat ditemui wartawan seusai meresmikan pembangunan Pasar Cokro Kembang, Tulung, Klaten, Minggu (17/7/2011), Gubernur menilai, polemik rencana pembangun mal di bekas pabrik es Saripetojo sudah selesai.
Saat wartawan melontarkan pertanyaan kepadanya tentang Saripetojo, Bibit menolak berkomentar. “Emoh (komentar-red) aku. Emoh. Saripetojo sudah selesai,” kata Bibit seraya mengangkat telapak tangan sambil menggeleng-gelengkan mukanya. Tampaknya, penolakan pembangunan mal di bekas pabrik es Saripetojo yang mengalir dari berbagai kalangan membuat Bibit gerah. Gubernur yang terkenal dengan gaya bicara ceplas-ceplos itupun baru bersedia berkomentar jika ditanya persoalan selain polemik Saripetojo.
Dalam sambutannya, Bibit juga sempat memberikan sindiran menyangkut polemik rencana pembangunan mal di bekas pabrik es Saripetojo. Kepada para tamu undangan, dia bercerita bahwa Pasar Cokro Kembang merupakan peninggalan zaman penjajah Belanda yang memiliki nilai historis seperti benda cagar budaya (BCB) pada umumnya. Namun begitu, menurut Gubernur, kondisi bangunan Pasar Cokro Kembang sudah rusak parah sehingga perlu dirobohkan lalu didirikan bangunan baru.
Dia bersyukur proses perobohan bangunan Pasar Cokro Kembang tidak ditentang oleh warga sekitar. “Ini pasar kuno peninggalan Londo (Belanda-red). Karena kondisinya uwes elek (sudah jelek-red), jadi ya dibongkar wae (saja-red). Orang di sini tidak ada yang protes. Meneng wae (diam saja-red) karena sudah menyadari pembangunan pasar ini bermanfaat untuk mereka,” kata Gubernur.
(mkd)
