SOLOPOS.COM - Siswa SD di Wonogiri sedang membeli mainan lato-lato yang dijual pedagang mainan keliling di lingkungan SDN 1 Wonogiri, Kamis (5/1/2023). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Demam permainan lato-lato kini telah sampai di Wonogiri. Permainan klasik yang kembali booming itu dimainkan anak-anak, baik di lingkungan rumah maupun sekolah. 

Pantauan Solopos.com di sejumlah tempat di Wonogiri, permainan yang terbuat dari plastik padat itu banyak dimainkan anak-anak di ruang publik, seperti alun-alun dan SD di Wonogiri. Bahkan permainan ini kerap muncul di linimasa media massa dan menjadi viral.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Para penjual mainan pun diuntungkan dengan kemunculan kembali permainan itu. Di sisi lain, orang tua menganggap permainan anak itu positif karena bisa mengurangi anak bermain gawai.

Penjual mainan keliling, Triyatno, mengatakan permainan lato-lato mulai dicari di Wonogiri sejak awal Desember 2022. Triyanto mulai kebanjiran pembeli lato-lato sejak pertengahan Desember 2022 atau sebelum anak sekolah libur akhir semester gasal 2022. 

Pada saat awal booming di Wonogiri, Triyatno, mengaku menjual lato-lato dengan harga Rp15.000/buah. Kini harga itu turun menjadi Rp10.000/buah.

Penurunan harga itu disebabkan banyak anak-anak yang sudah mempunyai lato-lato. Selain itu, banyak toko mainan baik offline atau online yang menjual mainan tersebut. 

“Sehari pokoknya bisa menjual lebih dari 10 lato-lato. Dulu bisa lebih, harganya juga lebih tinggi. Kalau untungnya berapa persen enggak bisa dihitung, yang jelas ada kenaikan, begitu saja,” kata Triyanto saat berbincang dengan Solopos.com di lingkungan SDN 1 Wonogiri, Kamis (5/1/2023).

Pemilik Toko mainan Rejeki Toys di Pasar Wonogiri, Ny Bambang, juga mengaku kebanjiran pembeli lato-lato selama sebulan terakhir. Ia bisa menjual lato-lato sebanyak 40 lusin setiap hari dengan harga bervariasi tergantung kualitas.

Lato-lato kualitas paling bawah dia hargai senilai Rp8.000, kualitas menengah seharga Rp10.000, dan kualitas tinggi Rp12.000. 

“Yang paling mahal itu kalau di dalam suasana gelap bisa menyala. Kalau di sini banyak yang beli grosiran, tapi juga ada yang eceran. Setiap tiga hari kulakan dari Solo. Setiap tiga hari ambil tiga dus. Satu dus berisi 40 lusin. Dan habis dalam waktu tiga hari,” ujar Ny Bambang.

Salah satu siswa sekolah SD kelas IV di Wonogiri, Farid Setijono, menyampaikan sudah bermain lato-lato sejak sebulan terakhir. Dia tertarik dengan permainan lato-lato karena membuat dia senang. 

Farid menyebut permainan lato-lato itu lebih menyenangkan dimainkan dibandingkan dengan permainan di gawai. Sebab permainan ini biasa ia lakukan dengan teman-teman sebaya, baik di rumah maupun di sekolahan.

“Tidak perlu waktu lama untuk bisa mahir main lato-lato. Paling dalam sepekan sudah bisa main ini. Yang penting sering belajar saja bareng teman-teman,” ucap dia.

Orang tua Farid, Eko Setijono, mengungkapkan sejak farid bermain lato-lato, perhatian Farid terhadap gawai menjadi berkurang. Meski tidak bisa 100% persen menggantikan permainan gawai, hal itu cukup disyukuri karena screen time anak menjadi lebih berkurang.

Di samping itu, anak lebih banyak bermain dengan teman-teman alih-alih hanya berada di rumah sehingga anak bisa belajar bersosialisasi. Dia meyakini, ketika anak bersosialisasi, maka tidak hanya lato-lato yang dibicarakan, melainkan juga banyak hal. 

“Lato-lato ini sebagai sarana saja untuk berkumpul. Tapi dengan berkumpul, pasti mereka akan membiarkan banyak hal. Saling belajar satu sama lain. Permainan ini bisa menjadi bahan belajar anak memahami suatu benda. Selain itu, bisa melatih motorik anak. Saya pikir permainan ini cukup positif,” ucap Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya