SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian di Jateng. (Solopos.com/Magdalena Navriana Putri).

Solopos.com, KLATEN – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten menyebut ada ratusan petani muda di Kabupaten Bersinar. Munculnya Komunitas Petani Muda Klaten (KPMK) disebut-sebut mendongkrak minat para milenial menggeluti bisnis di bidang pertanian.

Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, mengatakan ada lebih dari 500 petani muda di Klaten yang aktif baik yang bergabung ke komunitas maupun tidak bergabung dalam komunitas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selain di kegiatan pertanian padi, ada yang menggeluti usaha di bidang penyediaan sarana dan prasarana seperti penyediaan pupuk, pestisida, dan lain-lain.

Ada pula yang bergerak di bidang peternakan hingga hortikultura. “Biasanya minat kalangan muda ini ke hortikultura karena nilai bisnisnya dinilai lebih tinggi dibandingkan padi,” kata Widiyanti saat ditemui di Pendapa Pemkab Klaten, Sabtu (28/10/2023).

Widiyanti menjelaskan munculnya minat para milenial menggeluti bisnis di bidang pertanian seiring munculnya KPMK. Dia mengapresiasi aktivitas KPMK yang rutin setiap bulan menggelar berbagai kegiatan.

“Di KPMK itu rutin setiap bulan ada kegiatan Ngoper [ngobrol pertanian]. Kemudian itu bergerak ke masing-masing kecamatan untuk memotivasi pemuda di kecamatan membentuk unit petani muda di setiap kecamatan,” kata dia.

Widiyanti menilai bisnis di pertanian maupun peternakan masih sangat menjanjikan. Bisnis di pertanian, lanjut Widiyanti, tak melulu berhubungan dengan panas dan sawah. Peluang usaha di bidang pengolahan maupun meningkatkan nilai tambah dari hasil budi daya tak kalah menjanjikan.

“Kalau dilihat dari prospek bisnisnya, di pertanian itu prospeknya besar. Selama manusia hidup, di sana butuh pangan dan butuh aktivitas di pertanian. Tetapi memang semua harus ditekuni. Orang bisnis harus punya komitmen tinggi dan kerja keras,” jelas Widiyanti.

KPMK terbentuk pada 17 Juli 2020 dengan berkumpulnya lima orang. Latar belakang terbentuknya komunitas berawal dari beberapa diskusi hingga muncul isu terkait regenerasi petani serta permasalahan pupuk.

Kelima orang itu sepakat membentuk komunitas dalam rangka mewadahi anak-anak muda yang memiliki minat di bidang pertanian.

Komunitas itu kemudian resmi berbadan hukum pada Desember 2021 dengan sekretariat beralamat di Dukuh Tlogowono, Desa Bono, Kecamatan Tulung.

Komunitas mengusung visi melahirkan 1.000 petani muda rencana usaia di bawah 35 tahun yang produktif dan mampu menjadi produsen pangan skala nasional. Saat ini komunitas memiliki anggota lebih dari 300 orang.

KPMK sudah memiliki beberapa basecamp yang tersebar di tujuh kecamatan yakni Jatinom, Tulung, Polanharjo, Karanganom, Gantiwarno, Prambanan, Cawas. Selain itu ada satu basecamp di wilayah kota yakni di Kelurahan Gergunung, Kecamatan Klaten Utara.

Komunitas menjadi wadah untuk mengekspresikan minat para milenial di bidang pertanian. Komunitas memberikan pendampingan berupa pelatihan, pendampingan, memperluas jaringan, memudahkan mencari solusi-solusi dalam menyelesaikan kendala dalam bidang pertanian.

Komunitas itu memiliki kegiatan rutin yakni Ngoper akronim dari Ngobrol Pertanian berupa diskusi dengan tema sesuai isu terkini/terbaru dengan mengundang ahlinya.

Selain itu, ada kegiatan atraksi berupa praktik langsung seperti praktik pembuatan pupuk, pakan ternak, pestisida nabati, dan praktik olah lahan. “Kegiatan lain yakni Ngaji Tani sebagai forum untuk menjaga ruh iah atau psikologis petani juga sebagai media monitoring,” kata Pembina Utama KPMK, Yusuf Murdani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya