Soloraya
Selasa, 11 Januari 2022 - 23:26 WIB

Bisnis Tanaman Hias Afip Klaten, dulu di Ruang Tamu Kini Green House

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani millenial, Afip Amrizal Basri, menata tanaman di green house miliknya di Dukuh Tlogowono, Desa Bono, Kecamatan Tulung, Klaten, Selasa (11/1/2022). (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENPetani milenial asal Dukuh Tlogowono, Desa Bono, Kecamatan Tulung, Klaten, Afip Amrizal Basri, 25, meraup omzet Rp40 juta per bulan dari bisnis tanaman hias. Bermodalkan Rp400.000, bisnis tanaman hias itu kian berkembang.

Dari semula berjualan di rumah, kini Afip telah memiliki green house. Afip mendirikan green house seluas 300 meter persegi dengan menyewa lahan warga dan memanfaatkan sebagian kebun milik orang tuanya.

Advertisement

Ada ribuan pohon di green house tersebut seperti jenis tanaman kaktus, syngonium, philodendrum, monstera, dan lain-lain. Harga jual tanaman bervariasi mulai Rp5.000 hingga Rp1 juta.

Baca Juga: Minim Serangan Hama, Produksi Beras di Klaten Surplus 157.000 Ton

Green house yang dia dirikan sebatas tempat untuk memajang koleksi tanaman yang dia jual sekaligus melayani jika ada yang ingin datang berkunjung. Itu karena kampungnya berada di pelosok desa.

Advertisement

Dia lebih mengandalkan penjualan secara online memanfaatkan media sosial yakni Instagram dan WhatsApp. Dia berencana mengembangkan pemasaran melalui online shop.

Disinggung jangkauan pemasaran, Afip mengaku saat ini melayani pembelian di wilayah Soloraya serta Jawa Tengah. “Konsentrasi kami saat ini di Klaten serta wilayah Jawa Tengah. Kami terkendala dalam proses karantina tanaman untuk pengiriman ke luar Jawa Tengah. Namun, kami tetap memiliki target agar bisa melayani pembelian dari seluruh Indonesia,” jelas dia.

Baca Juga: Minim Serangan Hama, Produksi Beras di Klaten Surplus 157.000 Ton

Advertisement

Di sisi lain, Afip merupakan lulusan teknik informatika Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten. Ketertarikannya pada dunia pertanian lantaran dibesarkan dari keluarga petani.

“Dari kecil dibesarkan orang tua petani. Ibu dan kakek-nenek saya petani, sementara bapak saya buruh pabrik. Sejak kecil saya ngarit dan kerap diajak ke sawah. Setelah lulus kuliah, sempat mau kerja di pabrik, tetap ingin dekat dengan orang tua. Akhirnya fokus cari pekerjaan di wilayah Klaten dan memilih membuka usaha ini,” jelas dia.

Afip menjadi salah satu penggagas terbentuknya Komunitas Petani Muda Klaten. Dia ditunjuk menjadi ketua komunitas tersebut. Komunitas itu menjadi media belajar serta mengembangkan jaringan bagi pemuda yang tertarik di bidang pertanian.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif