Soloraya
Sabtu, 22 Oktober 2022 - 18:42 WIB

Bisnis Tanaman Hias Beromzet Ratusan Miliar Rupiah di Karanganyar Terganggu

Akhmad Ludiyanto  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kampung Nglurah di Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar yang diresmikan oleh Pemkab setempat sebagai Kampung Wisata Sewu Kembang, Selasa (15/3/2022). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Lingkungan Nglurah di Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu merupakan sentra tanaman hias yang cukup besar di Kabupaten Karanganyar. Hampir semua dari 600 keluarga yang tinggal di lingkungan ini berbisnis tanaman hias untuk taman, rumah, kantor dan sebagainya itu.

Dalam sebulan, omzet bisnis tanaman hias di Kelurahan Nglurah ini bisa mencapai ratusan hingga milairan rupiah. Pada Maret 2022 lalu, Nglurah juga ditetapkan Pemkab Karanganyar sebagai Kampung Wisata Sewu Kembang.

Advertisement

Lingkungan ini lokasinya cukup dekat dengan kota Tawangmangu. Dari Pasar Wisata Tawangmangu hanya berjarak sekitar 2 kilometer (km) ke arah tenggara melalui akses utama jalan desa setempat.

Namun pada Jumat (21/10/2022), jembatan Kali Gembong yang berada di jalur utama tersebut ambrol terempas aliran sungai di bawahnya. Sehari berikutnya atau Sabtu (22/10/2022), warga bergotong royong membuat jembatan darurat dari bahan bambu. Tujuannya tidak lain untuk membuka kembali akses mobilitas masyarakat setempat.

Warga membuat jembatan darurat dari bambu di Lingkungan Nglurah, Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (22/10/2022). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Baca Juga: Hujan Deras, Jembatan Kali Gembong di Tawangmangu Ambrol Putus Akses Warga

Advertisement

Kepala Lingkungan Nglurah, Ismanto Hartono, mengatakan jika jembatan tersebut tidak segera ditangani, maka diyakini ekonomi masyarakatnya akan terganggu.

“Di sini hampir semua warga kami berbisnis tanaman hias. Baik yang berjualan di rumah menunggu pembeli datang atau mengirimkannya ke daerah lain. Jadi kalau aksesnya terganggu, tentu perekonomian warga kami juga akan terganggu,” ujarnya saat ditemui di sela-sela gotong royong pembuatan jembatan darurat, Sabtu.

Memang ada akses selain jalur utama tersebut. Namun jarak tempuhnya lebih jauh dan kondisi jalannya yang tidak bagus. “Kalau warga kami atau warga pendatang ambil jalan putar tentu kejauhan, tapi sementara ini tidak ada pilihan. Tapi bagi pengunjung yang akan ke Nglurah, khususnya yang pakai mobil sekarang agak kesulitan karena mungkin merasa kejauhan. Kalau yang pakai sepeda motor sekarang sudah bisa masuk lingkungan lewat jembatan bambu darurat itu,” imbuhnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif