Soloraya
Minggu, 2 April 2023 - 20:26 WIB

Bisnis Transportasi Masih Menjanjikan, Ini Alasan PO Bus Wonogiri Susah Bangkit

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan bus (AKAP) jurusan Wonogiri-Jabodetabek diparkir di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Senin (6/4/2020). (Solopos-M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Bisnis transportasi umum khususnya bus dinilai masih menjanjikan bagi perusahaan otobus atau PO di Wonogiri. Masa depan usaha itu pun dipandang cerah dan berumur panjang asal bisa mengikuti perubahan teknologi alat transportasi bus guna memberikan layanan prima kepada penumpang.

Direktur Utama PO Agramas, David Ariawan, kepada Solopos.com, Minggu (2/4/2023), mengatakan bisnis transportasi darat, khususnya bus, di Wonogiri masih sangat menjanjikan. Bahkan David begitu yakin sektor ini akan bertahan lama dan memiliki masa depan cerah.

Advertisement

Apalagi di Wonogiri yang warganya memiliki budaya merantau. Pernyataan David itu bukan tanpa dasar. Dia menjelaskan sektor bisnis transportasi darat, khususnya bus antarkota antarprovinsi (AKAP) sangat diuntungkan dengan adanya jalan tol Trans Jawa.

Jalan tol memungkinkan waktu tempuh perjalanan antardaerah di Jawa menggunakan bus semakin cepat. Dengan begitu bus pada akhirnya masih menjadi transportasi pilihan masyarakat.

Apalagi untuk di daerah-daerah yang tidak banyak pilihan moda transportasi lain seperti kereta api atau pesawat karena faktor geografis, seperti Wonogiri, prospek bisnis PO bus sangat menjanjikan.

Advertisement

Namun demikian, kata David, daya dukung berupa jalan tol Trans Jawa itu harus dibarengi oleh PO dengan pelayanan maksimal kepada penumpang. PO bus harus siap dengan perubahan dan mau mengikuti perkembangan teknologi di bidang transportasi. Misalnya pengadaan armada dengan mesin dan model body terbaru.

Selain itu, memberikan tawaran kelas-kelas tertentu yang pada intinya menawarkan kenyamanan dan keamanan penumpang. “Saya masih yakin bisnis ini akan sustainable [berkelanjutan] dan semakin banyak diminati orang,” kata David.

Kualitas SDM

David menyebut bisnis transportasi publik adalah bisnis kepercayaan. Sekali konsumen mendapatkan pengalaman atau pelayanan buruk, orang itu tidak akan lagi menjadi penumpang untuk yang kedua dan seterusnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan harus benar-benar menjaga kepercayaan publik dengan memberikan pelayanan yang maksimal. Dengan begitu, konsumen akan loyal.

Advertisement

Dia mengakui meski sangat menjanjikan, kendala yang dihadapi PO bus di Wonogiri untuk bangkit dan bertahan cukup banyak. Di antaranya cost operasional yang cukup besar.

Selain itu persaingan yang ketat dengan PO lain. Lengah sedikit saja, dengan cepat akan ketinggalan dengan PO lain. Masalah lain yang kerap dihadapi PO bus yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM).

Banyak PO baik di Wonogiri maupun di luar Wonogiri yang tidak bisa mengikuti persaingan lantaran kualitas SDM tidak memadai. Mereka tidak peka terhadap persaingan dan perkembangan. Bahkan kadang tidak bersikap jujur.

“Arahan harus rutin diberikan kepada karyawan. Di sisi lain, sebagai pemimpin harus benar-benar berlaku adil dan menjadi role model. Sehingga mereka kalau mau macam-macam itu mikir, masa bosnya bener dia enggak bener,” ucap David.

Advertisement

Untuk Wonogiri, David percaya masih banyak ceruk pasar di sektor transportasi darat yang bisa ditangkap para pengusaha PO bus. Asal bisa mengetahui karakteristik warga atau penumpang Wonogiri, mereka akan menjadi penumpang yang loyal.

“Misal begini, penumpang Wonogiri itu kan rata-rata perantau, otomatis dalam mobilitasnya, mereka membawa barang banyak. Kami menangkap hal itu dengan memberikan bagasi gratis. Mereka tidak perlu bayar walaupun bawa barang seberapa pun,” jelasnya.

Persaingan Sangat Ketat

Dia menambahkan yang tidak kalah penting agar PO tetap diminati penumpang dan terus berkembang, yaitu menerima kritik, saran, dan masukan dari penumpang. Kritikan atau ketidakpuasan mereka menjadi bahan evalusi internal. Bukan malah menyalahkan mereka.

“Itu justru akan membangun kami, memotivasi kami untuk meningkatkan kualitas,” ujar David. David menguraikan saat ini, jumlah armada PO Agramas mencapai ratusan dengan jumlah kru bus karyawan mencapai sekitar 500 orang.

Advertisement

“Lebih dari 50% pegawai PO Agramas adalah orang Wonogiri,” kata David. Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Wonogiri, Edi Purwanto, mengungkapkan hal serupa.

Menurutnya, sektor transportasi darat untuk PO bus AKAP masih sangat menjanjikan di Wonogiri. Dengan adanya kaum boro, penumpang bus AKAP mencapai sekitar 1.500 orang setiap hari di Wonogiri. Menurutnya hal itu bukan jumlah yang sedikit.

“Masih cukup menjanjikan kalau melihat jumlah penumpang setiap harinya. Apalagi juga ada tol. Tapi kendalanya juga banyak, apalagi untuk PO lokal,” kata Edi.

Dia melanjutkan kendala yang dihadapi PO lokal adalah persaingan yang sangat ketat. Hal itu menyebabkan banyak PO di Wonogiri tidak mampu bertahan. Sebab mereka tidak bisa mengikuti perubahan dan perkembangan teknologi terbaru bus.

“Modalnya yang tidak ada. Itu yang sulit. Sementara PO bus luar sudah banyak yang masuk. Jumlahnya sekarang PO yang masuk ke Wonogiri sudah lebih dari 100 PO,” ucapnya.

Organda Wonogiri mencatat ada 32 PO yang asli Wonogiri dengan perincian 17 PO bus AKAP dan 15 PO AKDP. Tapi sekarang banyak di antaranya yang tidak beroperasi.

Advertisement

Beberapa seperti hidup segan mati tak mau. Hanya tiga PO yang masih aktif beroperasi untuk AKAP trayek Wonogiri-Jakarta. “Sebenarnya sangat disayangkan. Dengan begitu, PAD [pendapatan asli daerah] dari pajak bisnis ini turun drastis. Tapi mau bagaimana lagi,” ujar Edi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif