SOLOPOS.COM - Kondisi rumah milik warga di Dukuh Karanganom, Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Sragen, ludes terbakar pada Sabtu (9/9/2023) (Istimewa/PSC 119 Sukowati)

Solopos.com, SRAGEN—Kasus kebakaran selama El Nino pada Agustus 2023 di Sragen mencapai 39 kasus atau ada 1-2 kasus per hari. Total kasus kebakaran di Sragen sejak Januari-Agustus mencapai 121 kasus dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 411 orang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) awalnya memprediksi puncak El Nino terjadi pada Agustus 2023. Namun, fenomena El Nino masih berlanjut. BMKG dalam situsnya bmkg.go.id, menyampaikan berdasarkan kajian ilmiah, dampak El Nino di Indonesia umumnya terasa kuat pada Juli-Agustus-September-Oktober.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

BMKG meminta kewaspadaan pada bulan-bulan tersebut karena puncak El Nino akan terjadi di bulan-bulan itu. Curah hutan pada September-Oktober masih rendah 0-100 mm/bulan.

Kabid Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sragen, Tommy Isharyanto, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (10/9/2023), mengungkapkan jumlah peristiwa kebakaran selama Agustus 2023 mencapai 39 kasus dengan dampak kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Dia menyampaikan selama 1-10 September 2023 ini sudah ada 12 kasus kebakaran yang terdiri atas enam rumah dan enam lahan kosong.

“Sejak Januari-Agustus mencapai 121 kasus kalau sampai 10 September mencapai 133 kasus. Sampai Agustus itu jumlah jiwa yang terdampak sebanyak 411 orang. Mulai September ini, penanganan kebakaran lahan kosong akan dibatasi. Hanya kebakaran lahan kosong yang benar-benar emergensi dan dikhawatirnya merembet ke permukiman yang diprioritaskan,” jelas Tommy.

Dia mengungkapkan setiap laporan kebakaran lahan kosong harus didukung berupa foto dan video. Dia mengatakan bila kebakaran lahan kosong itu tidak terlalu berbahaya maka diupayakan untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

Dalam sehari, Sabtu (9/9/2023), Unit Pemadam Kebakaran Satpol PP Sragen menangani dua kasus kebakaran. Tommy mengungkapkan kasus pertama terjadi pada pukul 09.58 WIB, kebakaran melalap rumah milik Pani, 70, warga Bener, Desa Kandangsapi, Jenar, Sragen.

“Awalnya Pani memasak di tungku kayu untuk pakan ternak. Setelah memasak, Pani memisahkan bara api di tungku kemudian ditinggal mencari rumput. Pada pukul 09.00 WIB, warga melihat api membakar bagian dapur rumah Pani. Warga bekerja bakti memadamkan api dengan peralatan seadanya. Kemudian kepala desa setempat menghubungi petugas pemadam,” ujarnya.

Tommy mengatakan kebakaran itu mengakibatkan motor Honda Kharisma hangus, uang tunai Rp3,8 juta hangus, perhiasan emas 24 gram ludes, dua televisi hangus, sebuah kulkas hangus, dan tumpukan kayu jati untuk membangun rumah ikut ludes, serta pupuk 2,5 kuintal terbakar.

Tommy melanjutkan kebakaran kedua terjadai pada  pukul 13.32 WIB pada rumah hunian milik Ngadinah, 58, di Dukuh Karanganom, Desa Karanganom, Sukodono, Sragen.

Dia mengatakan kebakaran rumah berukuran 9 meter x 12 meter itu diketahui warga. Dia mengatakan kebakaran itu diketahui saat merembet ke rumah anaknya yang bersebelahan.

“Ngadinah yang berada di rumah sebelah baru tahu kalau ada kebakaran. Warga berteriak dan berusaha memadamkan api dan menyelamatkan barang yang ada. Kebakaran itu mengakiatkan tiga unit sepeda angin hangus, gabah satu kuintal ludes, dan pakaian serta lemari hangus,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya