Soloraya
Jumat, 19 Februari 2021 - 09:10 WIB

BMKG Sebut Aktivitas Kegempaan di Sejumlah Wilayah Meningkat, Termasuk di Wonogiri

Aris Munandar  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gelombang tinggi di Pantai Sembukan yang berlokasi di Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Selasa (6/10/2020). (Istimewa)

Solopos.com,WONOGIRI-- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut aktivitas kegempaan di sejumlah wilayah Indonesia meningkat. Diantaranya Aceh, Nias, Bengkulu, Lampung, Banten, selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Termasuk di sekitar perbatasan Wonogiri dengan Pacitan.

"Di selatan, Samudera Hindia, kami mencatat adanya peningkatan gempa kekuatannya sampai di atas lima magnitudo," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (18/2/2021).

Advertisement

Kedatangan Dwikorita ke Wonogiri hari itu untuk menguatkan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Dengan mitigasi yang kuat diharapkan tidak timbul kerugian ekonomi dan korban jiwa signifikan saat terjadi bencana.

Baca juga: Kepala BMKG: Dampak Tsunami di Wonogiri Rendah Kok, Tapi...

Advertisement

Baca juga: Kepala BMKG: Dampak Tsunami di Wonogiri Rendah Kok, Tapi...

Perempuan yang akrab disapa Rita itu mengatakan sekitar tahun 1840 pernah terjadi gempa bumi di sebagian di zona yang terjadi peningkatan kegempaan saat ini. Saat itu kekuatan gempa mencapai 8,7 magnitudo.

"Ini sudah 200 tahun. Kami tidak mendoakan terjadi lagi. Namun jika berulang kembali, kami ingin mengetahui seberapa siapkah wilayah yang berada di kawasan karst ini bisa melakukan mitigasi," ujar dia.

Advertisement

Baca juga: Proyek Jembatan Desa Nambangan Kurang Dari 55%, Terkendala Ini

Aset Vital

Ia mengatakan di kawasan karst ada infrastruktur vital atau aset nasional serta masyarakat yang menghuni. Upaya mitigasi ini dilakukan untuk menjaga agar tidak menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa signifikan.

"Untuk mengetahui itu, maka kami terjun ke lapangan. Potensi atau resiko di Wonogiri itu apa saja. Sehingga bisa membahas bersama langkah kesiapannya dalam menghadapi bencana. Kami juga berkunjung ke Pacitan dan Gunung Kidul. Alam karst ini unik dan rentan. Jarang terekspose potensi bencananya," kata dia.

Advertisement

Menurut dia, wilayah Wonogiri diuntungkan dengan adanya tebing tinggi di sekitar pantai. Ketika ada tsunami dengan ketinggian enam hingga delapan meter, maka sudah terhalang tebing. "Justru yang mengancam itu bagaimana tebing-tebing itu bisa kokoh jika digoyang gempa dengan kekuatan 8,7 magnitudo ke atas. Jadi lebih pada kestabilan tebing. Maka kami berupaya menjaga kestabilan dan memitigasi," kata Rita.

Baca juga: Kalau Hujan Terus, Mungkin Ada Longsor Susulan di JLK Wonogiri

Lebih jauh ia menekankan pentingnya penguatan mitigasi mengingat banyaknya aset atau infrastruktur nasional di Jawa bagian selatan. Infrastuktur strategis itu di antaranya berupa Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan jawa barat dengan jawa timur. Yang lebih penting yakni menyelamatkan masyarakat yang tinggal di daerah alam karst.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif