SOLOPOS.COM - Ilustrasi Banjir (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KLATEN — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong setiap desa memiliki rencana kontinjensi atau rencana untuk kesiapan tanggap darurat terhadap potensi bencana yang ada di masing-masing wilayah.

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, mengatakan upaya pengurangan risiko bencana harus terus dilakukan termasuk ketika menghadapi ancaman bencana memasuki musim hujan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Upaya itu melibatkan Penthahelix yang terdiri dari lima unsur yakni pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, serta media massa.

Baca Juga: Dikirimi 500 Set Sarpras dari BNPB untuk Tempat Isoter, Bupati Karanganyar : Ini Keren

Selain itu, Lilik mendorong agar setiap desa memiliki rencana kontinjensi termasuk terhadap ancaman bencana banjir.

“Rencana kontinjensi desa harus dibuat. Ketika air meluap ke kampung, warga harus kemana untuk evakuasi dan bagaimana menjaga rumah, pangan, dan sebagainya ketika mereka dievakuasi. Dengan rencana ini bisa mengurangi kerugian dan bahkan menyelamatkan nyawa orang,” kata Lilik saat ditemui wartawan di Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Rabu (13/10/2021) sore.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melayangkan surat ke camat agar berkoordinasi dengan masing-masing kepala desa/lurah untuk mengantisipasi ancaman bencana sepanjang musim hujan.

Baca Juga: KPK Panggil Deputi Logistik dan Peralatan BNPB, Terkait Apa?

Ancaman bencana yang biasa terjadi ketika memasuki musim hujan seperti angin ribut dan banjir.

Antisipasi yang bisa dilakukan warga seperti membuat lubang resapan air, menggiatkan aksi pembersihan sungai, memangkas ranting pohon yang dinilai membahayakan, serta antisipasi jika terjadi hujan terlebih disertai angin kencang.

“Kami berharap segera disosialisasikan ke warga manakala terjadi hujan atau angin puting beliung, jangan berteduh di sembarang tempat. Harus melihat situasi sekitar,” kata Kepala BPBD Klaten, Sip Anwar.

Baca Juga: Total 4 Kecamatan Dilanda Banjir Klaten, Desa Pesu Paling Parah

Ketika hujan disertai angin kencang, Sip Anwar menyarankan warga berteduh di tempat yang kokoh serta dinilai tidak membahayakan diri. “Tidak diperkenankan berteduh di bawah papan reklame karena itu bahaya ketika sewaktu-waktu ada angin kencang bisa roboh. Kemudian jangan berteduh di bawah tiang listrik,” kata dia.

Sip Anwar mengingatkan saat ini sudah memasuki musim hujan. Sebelumnya, BPBD sudah berkoordinasi dengan para sukarelawan dan komunitas ihwal antisipasi ancaman bencana yang bisa terjadi sepanjang musim hujan.

“Kami juga sudah siapkan posko di BPBD Klaten,” kata dia.

Baca Juga: Fondasi Terancam Ambles, Jembatan Kali Kongklangan Klaten Cucukan Ditutup

Kepala Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Maryadi, mengatakan Sawit berada di tepi Sungai Kongklangan yang kerap meluap ketika musim hujan tiba. Luapan itu salah satunya terjadi dari aliran air wilayah hulu salah satunya di Gunungkidul yang sering membawa sampah.

Untuk mengantisipasi air sungai meluap ke permukiman, pembersihan alur sungai mulai digencarkan para sukarelawan desa.

“Kami punya sukarelawan dan sudah mulai bersih-bersih. Sebelumnya kalau hujan pertama itu aliran air datang bersamaan dengan sampah. Kalau sungai tidak dibersihkan sejak awal, bisa meluap ke perkampungan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya