SOLOPOS.COM - Peti jenazah korban penganiayaan berujung maut di Desa Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, UF, 7, dibawa ke tempat pemakaman setempat Rabu (13/4/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pihak Taman Kanak-Kanak (TK) di tempat bocah perempuan korban penganiayaan kakak angkatnya di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, UF, 7, itu bersekolah mengaku pernah melihat luka lebam di sekujur tubuh.

Kepala TK bernama RH yang ditemui Solopos.com di rumah duka Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo menceritakan keseharian anak didiknya itu. RH menyebut bocah perempuan yang menjadi korban penganiayaan itu sebagai anak yang cerdas. “Awalnya anak ini [UF] ceria. Luar biasa pintar, cerdas, mudah menerima pembelajaran dan anaknya periang. Tapi, anak ini berubah ketika ibunya pergi,” jelasnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ternyata, korban sempat mencurahkan isi hatinya atau curhat kepada RH perihal kepergian ibunya. RH mengingat momen itu pada November 2021. Saat itu, kata RH, UF mengatakan bahwa dirinya merasa sedih, sakit hati, dan kangen dengan ibunya.

Baca Juga : Bocah 7 Tahun di Kartasura Meninggal, Tubuhnya Penuh Luka Lebam

Semenjak itu, RH melihat perubahan muncul pada sikap bocah perempuan itu. Anak didiknya mulai terlihat mencari perhatian. Beberapa kali, lanjut RH, korban sempat menunjukan perlawanan dengan bersikap kasar kepada temannya.

Kemudian, pada akhir Maret 2022, RH menyebut kondisi korban penganiayaan itu masih seperti bocah pada umumnya. Dia tidak melihat bocah perempuan yang meninggal dianiaya kakak angkatnya itu tampak tertekan atau hal lain.

Puncaknya pada beberapa hari terakhir sebelum ajal menjemput bocah mungil itu. RH menyebut UF menjadi lebih pendiam. Saat itulah, dia melihat beberapa luka lebam pada tubuhnya.

Baca Juga : Sebelum Meninggal, Bocah Kartasura Dipukul dan Dibanting Kakak Sepupu

“Tak panggil anak itu. Saya ajak berbicara berdua di ruang guru. Dia cerita. Dipukul sama kakaknya. Saya juga meminta izin membuka bajunya karena penasaran. Ya Allah, sekujur tubuhnya sudah biru-biru,” katanya sambil meneteskan air mata.

Seolah penderitaan bocah perempuan itu tak cukup sampai di situ. RH menghadapi fakta lain. Ia mengatakan melihat UF telah gundul saat membuka bajunya. Korban mengenakan kerudung saat bersekolah. Saat itu, korban juga mengaku kepada RH bahwa dia digunduli kakaknya.

Kronologi Penganiayaan

Dari pengakuan UF itu, RH berinisiatif memanggil kakak ipar korban, D, atau istri dari kakak angkat pertama yakni GSB. Pihak taman kanak-kanak memanggil D untuk mengonfirmasi kejadian tersebut. Pihak TK juga ingin memberitahukan perihal perubahan perilaku UF di sekolah.

Baca Juga : Bocah Kartasura Meninggal Dianiaya, Polisi Sita Barang Bukti Ini

Kini, jenazah bocah yang masih duduk di TK itu telah dimakamkan di pemakaman setempat pada Rabu pukul 10.00 WIB. Diberitakan sebelumnya, UF, 7, bocah perempuan warga Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, meninggal dunia dengan kondisi tubuh penuh luka lebam, Selasa (12/4/2022).

Bocah yang masih duduk di bangku TK itu diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan kakak angkat korban yang juga kakak sepupunya, F, 18. Selama ini, korban tinggal di rumah bersama ketiga kakak angkatnya. Menurut informasi yang diperolah, kakak angkat pertama korban sudah menikah, kakak angkat kedua lulus SMA sedangkan kakak angkat ketiga masih duduk di bangku SMP. Polisi menangkap F pada Selasa (12/4/2022).

Baca Juga : Pilu Bocah Kartasura Meninggal Dianiaya dengan Rotan Oleh Kakak Sepupu

Kapolsek Kartasura, AKP Mulyanta, menjelaskan berdasarkan keterangan saksi dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi menyebut korban UF meninggal dunia setelah dianiaya kakak angkatnya menggunakan pembersih tempat tidur dari rotan dan tali rafia.

Tak cukup sampai di situ, polisi juga menyebut pelaku sempat membanting korban di dalam rumah sehingga kepalanya membentur lantai rumah. “Tali rafia digunakan mengikat tangan korban. Pelaku juga memukul tubuh korban menggunakan rotan sehingga sekujur tubuhnya lebam-lebam,” kata dia mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, saat dihubungi Solopos.com, Selasa malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya