Solopos.com, KARANGANYAR — Seorang siswa SMP Penda Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Aditya Nugroho, rela berjualan sempol ayam demi membantu ekonomi keluarganya.
Selama sekitar sebulan terakhir, siswa Kelas IX tersebut menggelar dagangan itu di kawasan Pasar Jambangan, Mojogedang. Di tempat itu, ia melayani pembeli sejak pukul 16.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Dalam sehari, rata-rata dagangannya laku sekitar 90-100 tusuk dengan keuntungan Rp20.000 hingga Rp30.000. Uang itu ia tabung dan akan ia gunakan untuk membeli sepeda motor untuk sarana kerja setelah lulus sekolah nanti.
Adit menceritakan awal mula ia berjualan sempol ayam itu dilatarbelakangi kondisi ekonomi keluarganya yang kekurangan. Ayahnya, Sugiarto, seorang kuli bangunan. Sementara ibunya, Sumiyati, sudah meninggal dua tahun lalu.
Adit menceritakan awal mula ia berjualan sempol ayam itu dilatarbelakangi kondisi ekonomi keluarganya yang kekurangan. Ayahnya, Sugiarto, seorang kuli bangunan. Sementara ibunya, Sumiyati, sudah meninggal dua tahun lalu.
Adit juga masih punya dua adik perempuan yang saat ini duduk di bangku SD. Melihat kondisi ekonomi ayahnya yang kurang mampu inilah kemudian muncul ide di benak Adit untuk membantu dengan berjualan sempol ayam.
Baca Juga: Lepas Jabatan Kacab Perusahaan Finansial, Warga Sragen Ini Pilih Jualan Telur
Kebetulan tetangganya jualan sempol ayam mentah yang sering dikulak pedagang. Ia pun meminta izin tetangganya itu untuk ikut berjualan jajanan anak-anak tersebut. Namun Adit tak punya sarana untuk berjualan. Bapaknya hanya punya sepeda motor lawas yang sudah tidak layak jalan.
“Akhirnya saya dipinjami semuanya oleh tetangga saya yang jual sempol mentah itu. Sepeda motor, etalase, kompor, wajan, dan semua perlengkapannya dipinjamkan kepada saya, tidak bayar,” imbuhnya.
Kepada tetangganya itu, Adit hanya membayar biaya kulakan sempol mentah setiap hari. “Saya hanya bayar sempolnya yang saya beli. Kalau minyak goreng saya beli sendiri,” tambahnya.
Baca Juga: Kreatif, Perempuan di Salatiga Ini Olah Tempe Jadi Cokelat
Sekarang Adit yang tinggal di Desa Sewurejo, Kecamatan Mojogedang, Karaganyar ini wira-wiri setiap hari mengendarai sepeda motor dengan gerobak dari rumah ke kawasan Pasar Jambangan untuk menjemput rezeki. Hawa dingin tak menyurutkan niatnya untuk membantu meringankan beban orang tuanya.
Adit mengaku tidak malu melakukan berjualan sempol ayam. Baginya yang terpenting bisa membantu orang tua.
Pihak sekolah menilai Adit tetap bisa mengikuti pelajaran seperti anak-anak lain meski berjualan di malam hari. “Anaknya belajar seperti biasa. Masuk juga biasa, tidak membolos,” ujar salah satu guru sekolah setempat, Dyah Ponco Wulandari.
Di sisi lain, pihak sekolah juga telah mengajukan bantuan biaya sekolah bagi keluarga kurang mampu melalui Program Indonesia Pintar (PIP), termasuk untuk keluarga Adit.
Baca Juga: Viral Kakek Kehilangan 7 Kambing Titipan Orang Lain, Netizen Sampai Galang Donasi
“Rencananya kami juga meminta kepada yayasan pengelola sekolah ini untuk memberikan bantuan saat Adit mau melanjutkan ke sekolah di yayasan yang sama,” ujarnya.