Soloraya
Sabtu, 16 Januari 2016 - 16:00 WIB

BOM SARINAH THAMRIN : Tertekan Berita Bom Jakarta, Pemulung di Solo Bunuh Diri

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Bom Sarinah Thamrin, Jakarta, disambut aksi “Kami Tidak Takut”. Namun, justru pemulung di Solo ini tertekan hingga bunuh diri.

Solopos.com, SOLO — Seorang pria yang kesehariannya bekerja sebagai pengumpul rongsok, Adang Wijayanto, 38, warga Purwosari RT 002, RW 011, Solo, ditemukan meninggal gantung diri di rumah mertuanya di Jl. Srikatan RT 001, RW 003, Kerten, Solo, Sabtu (16/1/2016) siang.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Adang diduga mengakhiri hidupnya setelah merasa tertekan karena berita-berita teroris yang gencar ditayangkan media massa beberapa hari terakhir ini.

“Sejak ada penggerebegan teroris di Brengosan beberapa waktu lalu dengan terduga Joko Parkit, rumah kontrakannya juga ikut digeledah. Sejak itu pula dia [Adang] sering merasa tertekan ketika mendengar atau melihat pemberitaan tentang teroris,” tutur Totok, tetangga korban, Sabtu.

Setelah lama sepi berita teroris, Adang menurut Totok sempat hidup biasa dengan mencari rongsokan. Namun sejak beberapa terakhir, berita penggerebekan dan penangkapan teroris di Solo dan teror bom di Sarinah, Thamrin, Jakarta, merebak, Adang kembali seperti tertekan. “Hingga akhirnya, dia hari ini mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.”

Advertisement

Peristiwa gantung diri kali pertama di ketahui pemilik rumah Sukatmi istri Wagimin yang tak lain mertua Adang. Saat itu, Adang yang tengah bermain ke rumah mertua bersama istrinya, Endang Dwi Pamuji dan dua anaknya. Adang sempat mengendong anaknya kemudian menyerahkan ke istrinya yang selesai menjemur pakaian. Setelah itu, Adang beranjak ke belakang rumah.

Sekitar pukul 12.45 WIB, Sukatmi, mertua perempuannya, juga pergi ke belakang rumah. Alangkah kaget Sukatmi melihat tubuh Adang bersandar ke pintu dengan tali biru melingkar di leher yang terikat ke lubang angin. Sukatmi buru-buru memberitahu Endang, namun Adang sudah tidak bernyawa.

Menurut sejumlah warga yang tinggal di sekitar rumah tersebut, Adang selama ini dikenal baik. Sehari-hari, dia mencari rongsokan yang kemudian membersihkannya di rumah mertua sebelum menjualnya. Aparat dari Polsek Laweyan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara.

Advertisement

Polisi tidak menemukan bekas-bekas tanda penganiayaan. Keluarga menerima kejadian tersebut. Sedangkan mengenai motif korban nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri, polisi masih menyelidikinya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif