SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Solo (Espos)–
Aksi suporter Persebaya yang mengamuk di Kota Solo dan sekitarnya sebenarnya bisa diantisipasi sejak dini. Pasalnya, aksi brutal para bonek Persebaya tersebut bukan kali pertama ini terjadi, melainkan sudah terjadi berulangkali sejak lama.

“Yang saya sayangkan, kenapa petugas PT KA Daop (daerah operasi-red) VIII Surabaya tak tegas. Kalau memang sudah overload, kenapa tetap saja diberangkatkan? Mereka itu (Bonek) sudah berulangkali bikin masalah,” ujar Humas PT KA Daop VI Solo-Yogyakarta, Eko Budiyanto ketika dihubungi Espos, Sabtu (23/1).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Eko menjelaskan, sesuai aturan KA Kelas Ekonomi bahwa maksimal penumpang setiap satu gerbongnya ialah 158 atau 150% dari kapasitas aslinya. Sehingga, jika suporter Persebaya yang diberangkatkan melampai kapasitas tersebut, semestinya dilarang. “Bukannya malah naik di atas kereta seperti kemarin,” terangnya.

Meski demikian, kata Eko, untuk mencegah ulah Bonek tersebut bukanlah pekerjaan gampang. Pasalnya, jumlah mereka yang mencapai seribuan sangat tak seimbang dengan jumlah petugas keamanan di lapangan. “Petuags PT KA memang ada. Namun, jumlahnya tak memadai dibanding jumlah suporter yang ada,” paparnya.

Terkait antisipasi terjadinya bentrokan ulang di wilayah DAOP VI, Eko meminta aparat kepolisian untuk membantu pengamanan. Salah satunya ialah dengan melibatkan kepolisian untuk mengawal pemulangan bonek tersebut agar tak terjadi aksi anarksi lagi.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya