Soloraya
Selasa, 29 Juni 2021 - 17:53 WIB

BOR 3 RS Rujukan Covid-19 Sukoharjo Penuh, Lainnya Di Atas 90%

Indah Septiyaning Wardani  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah sakit dengan pasien Covid-19. (Reuters)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Tingkat keterisian atau BOR (bed occupancy rate) tiga rumah sakit atau RS rujukan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo sudah penuh 100%. Sementara BOR enam rumah sakit rujukan lainya di atas 90 persen.

Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo bahkan menyebut satu rumah sakit telah mendirikan tenda darurat. Jubir Satgas Covid-19 Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan ada sembilan rumah sakit rujukan Covid-19 di Sukoharjo.

Advertisement

Total ketersediaan bed isolasi di sembilan RS itu ada 48 bed ICU dan 440 bed isolasi perawatan. Hingga Selasa (29/6/2021), tingkat keterisian atau BOR untuk ICU RS rujukan Covid-19 Sukoharjo mencapai 94 persen atau digunakan 45 bed.

Baca Juga: Perangkat Desa Positif Covid-19 Di Sukoharjo Terus Bertambah, 1 Meninggal Dunia

Advertisement

Baca Juga: Perangkat Desa Positif Covid-19 Di Sukoharjo Terus Bertambah, 1 Meninggal Dunia

Kemudian BOR isolasi rawat corona mencapai 93 persen atau terisi 408 bed. "Dari sembilan rumah sakit rujukan, tiga di antaranya 100 persen bed terisi pasien. BOR enam rumah sakit lainnya rata rata di atas 90 persen," katanya, Selasa.

Ketiga rumah sakit rujukan yang sudah penuh yakni RS Nirmala Suri, RS dr Oen Solo Baru, dan RS Bedah Karima Utama. Baik ICU maupun ruang perawatan isolasi ketiga RS itu sudah penuh.

Advertisement

Baca Juga: Hujan Angin Sukoharjo: 9 Rumah Rusak, Atap Parkiran Luwes Gentan Ambruk

Kecenderungan Kasus Terus Naik

Pada sisi lain, ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo terisi full 100 persen atau tiga bed, isolasi rawat inap terisi 30 dari 34 bed. RS UNS ruang ICU-nya yang memiliki 11 bed juga sudah penuh. Namun, isolasi rawat inap terisi 67 dari 70 bed.

RS Indriati, ruang ICU terisi 100 persen atau tujuh bed, isolasi rawat inap terisi 52 dari 54 bed. RS Islam Surakarta Yarsis, ICU tidak tersedia dan isolasi rawat inap terisi 17 dari 20 bed. "Kasus yang rujuk ini untuk kasus sedang hingga berat, baik pasien positif atau suspek Covid-19," kata Yunia.

Advertisement

Melihat kecenderungan kasus yang terus naik, lanjut Yunia, mau tidak mau pemerintah daerah harus menyediakan fasilitas kesehatan dengan menambah daya tampung pasien. Masing-masing rumah sakit rujukan telah diminta menambah kapasitas bed sesuai kemampuan maksimal rumah sakit tersebut.

Baca Juga: Klaster Hajatan, 40 Warga Sekampung Di Tawangsari Sukoharjo Positif Covid-19

DKK menerapkan pengelolaan pasien Covid-19 berdasarkan kondisi tiap kasus. Apabia kasus tanpa gejala akan direkomendasikan isolasi mandiri di rumah. Kasus dengan gejala ringan sedang dan berat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan penanganan dari kasus bersangkutan.

Advertisement

Tingkatkan Kepatuhan Prokes

"Pengelolaan memilah pasien ini diperlukan karena rumah sakit rujukan yang ada saat ini digunakan untuk menangani pasien dari seluruh daerah sekitar Sukoharjo," katanya.

Yunia mengingatkan warga untuk mematuhi protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumuman, mengurangi mobilitas dan rajin mencuci tangan.

Baca Juga: Langgar Prokes, 2 Panitia Turnamen Badminton Di Kertonatan Sukoharjo Dijatuhi Sanksi

Berdasarkan update www.corona.sukoharjokab.go.id, saat ini kasus positif aktif masih 617 kasus. Perinciannya 445 orang isolasi mandiri, satu orang di isolasi terpusat, dan 171 orang menjalani rawat inap di rumah sakit.

Untuk kasus positif meninggal tambah tiga orang dari 501 menjadi 504 orang. “Berdasarkan update per 28 Juni ini, dalam dua hari ada kenaikan 96 kasus positif sehingga akumulasinya menjadi 7.491 kasus. Kasus sembuh tambah 58 sehingga totalnya menjadi 6.370 kasus,” jelas Yunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif