SOLOPOS.COM - PADAT KARYA--Deputi VII Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Sujana Royat (berjas hitam kaca mata--<i>red</i><i>) melihat pameran hasil binaan PNPM di Joglo Wisata, Lencoh, Selo, Kamis (12/5). (Espos/Farida Trisnaningtyas)</i>

Boyolali (Solopos.com) – Pemerintah pusat kembali menggulirkan program padat karya tahap II bagi korban erupsi Gunung Merapi. Program kali ini diambilkan dari pos dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

PADAT KARYA--Deputi VII Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Sujana Royat (berjas hitam kaca mata) melihat pameran hasil binaan PNPM di Joglo Wisata, Lencoh, Selo, Kamis (12/5). (Espos/Farida Trisnaningtyas)

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Peluncuran program ini digelar di Joglo Wisata, Desa Lencoh, Selo pada Kamis (12/5). Gelaran ini dihadiri langsung oleh Deputi VII Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Sujana Royat serta jajaran Pemkab Boyolali.

Sujana Royat menuturkan mekanisme padat karya ini sama meskipun sumber pendanaannya berbeda. “Dulu lewat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekarang PNPM. Akan tetapi, mekanismenya sama,” ujarnya, Kamis (12/5). Sujana menambahkan dana senilai Rp 50 miliar dari pendonor. Sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah sudah dialokasikan Rp 14 miliar. Sementara untuk Boyolali senilai Rp 10 miliar. “Dana pendampingan dari Boyolali senilai Rp 1 miliar berasal dari APBD,” tambah Wabup Boyolali, Agus Purmanto. Kegiatan program padat karya tersebut mekanismenya sama seperti PNPM, yaitu melalui perencanaan tingkat masyarakat termasuk pengawasannya.

Sedangkan untuk penetapan upah yaitu tenaga tidak terampil diberikan senilai Rp 30.000 per hari, tenaga setengah terampil Rp 50.000 per hari serta tenaga terampil Rp 70.000 per hari. Diharapkan, padat karya ini, warga lereng merapi bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Sampai saat ini, tahapan rehabilitasi bencana Merapi belum dimulai. Sambil menunggu tahapan rehabilitasi bencana, warga tetap dapat memperoleh penghasilan dari kegiatan padat karya ini. “Program ini sebagai transisi pemulihan awal daerah terdampak sebelum memasuki masa rehabilitasi rekonstruksi (rehab-rekon) Juli mendatang,” tambahnya.

Meskipun tahap rehab rekon sudah dimulai tetapi dana dari donor masih tersisa, program padat karya akan diteruskan hingga dana habis.

m90

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya