Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Hal itu diakui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Syamsudin, Rabu (17/10/2012). Tercatat, jumlah puskesmas di Boyolali saat ini ada 29 puskesmas, 11 di antaranya merupakan puskesmas rawat inap dan sisanya melayani rawat jalan. Menurut Syamsudin, saat ini jumlah tenaga medis yang ditugaskan di masing-masing puskesmas itu belum ideal. Penempatan tenaga medis itu pun belum bisa dilakukan secara merata. Rata-rata setiap puskesmas rawat inap saat ini hanya memiliki dua dokter dan beberapa perawat atau bidan.
”Idealnya, satu puskesmas ada empat dokter, ditambah tenaga paramedis lainnya seperti perawat dan bidan, yakni sekitar 35 orang. Itu belum termasuk tenaga administrasi dan keuangan puskesmas,” ungkapnya. Sementara di puskesmas rawat jalan, Syamsudin menyebutkan jumlah tenaga medis yang dibutuhkan bervariasi. ”Rata-rata tiga orang hingga 10 orang tenaga medis. Untuk tenaga dokter ada yang dua orang, bahkan ada yang satu orang, sekaligus bertindak sebagai kepala puskesmas. Padahal batas minimal dokter di puskesmas adalah dua orang,” paparnya.
Menurut dia, agar layanan yang diberikan oleh puskesmas dapat optimal, seharusnya setiap puskesmas ada tenaga administrasi atau keuangan yang bukan berasal dari tenaga medis yang merangkap tugas. ”Mosok, bendahara puskesmas dipegang oleh bidan, sedangkan adminitrasi dipegang oleh perawat. Itu kan bukan bidangnya,” tandasnya.
Pihaknya mencatat saat ini jumlah tenaga medis yang masih aktif sekitar 1.050 tenaga paramedis dan 35 dokter, tersebar di tiga RSUD, pukesmas, puskesmas pembantu dan poliklinik desa. ”Selama ini, pelayanan kesehatan di Boyolali memang terbantu dengan adanya tenaga medis praktik swasta maupun rumah sakit swasta. Sayangnya, saat ini penyebaran tenaga medis swasta itu belum bisa merata di seluruh kabupaten Boyolali, terutama di wilayah Boyolali utara,” pungkasnya.