Solopos.com, BOYOLALI - Sejumlah wilayah di Kabupaten Boyolali mulai diguyur hujan abu akibat erupsi Gunung Merapi, Selasa (19/1/2021). Hujan abu paling tebal terjadi di Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Bambang Sinungharjo. Dia menuturkan dengan adanya aktivitas Gunung Merapi pada Selasa dini hari, menyebabkan munculnya hujan abu.
"Untuk aktivitasnya arahnya ke barat daya atau selatan. Tapi karena angin bertiup ke timur, maka ada beberapa desa yang terdampak. Paling tebal itu ada di Desa Mriyan terutama Dusun Gobumi," kata dia kepada wartawan, Selasa.
Dia menyebutkan daerah di Kabupaten Boyolali yang terdampak hujan abu, selain di Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, juga menyasar beberapa desa di Kecamatan Musuk. Di antaranya di Desa Sruni, Desa Ringinlarik dan Desa Cluntang.
Bahkan menurut informasi yang dia dapatkan, hujan abu juga mengguyur di sebagian Kecamatan Mojosongo, salah satunya di Desa Mojosongo meskipun tipis.
Berdasarkan pantauan Solopos.com di Dusun Gobumi, Desa Mriyan, abu juga terlihat menempel di jalanan, tanaman maupun atap rumah. Jika dibandingkan dengan yang ada di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, abu yang menempel terlihat sedikit lebih tebal.
Pengalaman Kelam Erupsi Merapi 2006 Bikin Warga Klaten Tetap Bertahan di Pengungsian
Salah satu warga Desa Sruni, Musuk, Cipto Woyono, mengatakan hujan abu terjadi pada Selasa sekitar pukul 03.00 WIB. "Kemudian berhenti sekitar pukul 05.00 WIB. Tapi ini tipis saja," kata dia kepada Solopos.com, Selasa. Dia mengatakan warga pertama kami melihat saat akan beraktivitas pagi.
Warga lain, Zaini, mengatakan sekitar pukul 02.00 WIB terjadi erupsi Gunung Merapi. Setelah itu di wilayah Sruni terjadi hujan abu. "Terjadi baik di Sruni barat maupun Sruni timur. Lebih tebal di wilayah Sruni timur," kata dia.
Sempat Mandek Diterpa Pandemi, Usaha Anyaman Kulit di Jogonalan Klaten Bangkit Lagi