Soloraya
Kamis, 20 September 2012 - 17:19 WIB

BPBD Klaten Siapkan Selter Merapi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Selter Merapi (JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto)

Selter Merapi (JIBI/SOLOPOS/Aries Susanto)

KLATEN — Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, saat ini  mulai membangun selter permanen yang diperuntukkan bagi korban bencana erupsi Merapi. Selter itu berada di tiga desa, yakni Desa Menden, Kecamatan Kebonarum, Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan dan Desa Demak Ijo, Kecamatan Karangnongko.

Advertisement

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Klaten, Wachju Adhy Nugroho, mengatakan selter tersebut nantinya akan digunakan untuk menampung korban Merapi yang berada di wilayah Kecamatan  Kemalang, terutama untuk warga Desa Sidorejo, Desa Tegalmulyo dan Desa Balerante. Namun Wachju mengatakan selter tersebut tidak menutup kemungkinan jika ada warga daerah lain yang akan menggunakan selter tersebut, meski secara prioritas masih diperuntukkan warga Klaten.

Untuk membangun selter tersebut, rata-rata setiap satu selter akan menghabiskan dana sebesar Rp3 Miliar, dana tersebut berasal dari anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan untuk pembangunan tersebut, ditargetkan selesai pada awal Desember mendatang.

“Semoga nanti bisa selesai pada waktunya,” kata Wachju kepada wartawan, Kamis (20/9/2012) siang.

Advertisement

Sementara itu, untuk perawatan dan kegunaanya selama tidak ada bencana, Wachju, mengatakan sepenuhnya akan  diserahkan kepada pihak pemerintah desa. Namun jika ada bencana, selter itu akan  diambil alih pengelolaannya oleh BPBD, termasuk biaya perawatan dan operasaional selama bencana berlangusng.

Terpisah, Kepala Desa Kebondalem Lor, Didik Purwadi, mengatakan selter yang dibangun di desanya tersebut. Nantinya akan dilengkapi dengan dapur umum dan mushola. Sehingga para pengungsi tidak kesulitan untuk beribadah ketika sedang mengungsi.

“Desa kami, pada erupsi yang lalu menampung ribuan pengungsi, baik dari Klaten maupun dari wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),” tegas Purwadi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif