Soloraya
Kamis, 23 Juni 2022 - 11:14 WIB

BPBD Klaten Sosialisasi Bangunan Tahan Gempa

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - BPBD Klaten menggelar sosialisasi rumah tahan gempa bumi di Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Rabu (21/6/2022). (Istimewa/BPBD Klaten)

Solopos.com, KLATEN–BPBD Klaten menggelar sosialisasi pascabencana terkait gempa bumi dan bangunan rumah tahan gempa.

Sosialisasi itu dilakukan guna memberikan pemahaman terkait bangunan rumah yang aman terhadap getaran gempa bumi.

Advertisement

Sosialisasi sudah digelar sejak pekan lalu di tiga desa secara bergiliran.

Ketiga desa itu yakni Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Desa Kadilanggon, Kecamatan Wedi, serta Desa Pereng, Kecamatan Prambanan.

Advertisement

Ketiga desa itu yakni Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Desa Kadilanggon, Kecamatan Wedi, serta Desa Pereng, Kecamatan Prambanan.

Sosialisasi dilakukan ke wilayah selatan Klaten lantaran berada di daerah rawan gempa bumi.

Baca Juga: BPBD Klaten Dorong Desa dan Kelurahan Secara Mandiri Bentuk Destana

Advertisement

Berdasarkan pengalaman gempa bumi Jateng-DIY yang terjadi pada 2006 silam, ada sekitar 1.045 korban meninggal dunia. Mayoritas korban meninggal dunia disebabkan tertimpa bangunan roboh akibat getaran gempa.

Nur menjelaskan materi yang disampaikan meliputi gempa bumi serta upaya mitigasi. Selain itu disampaikan materi terkait bangunan rumah yang tahan gempa.

Para peserta sosialisasi antara lain tukang serta mandor bangunan, tokoh masyarakat, dan ibu rumah tangga.

Advertisement

“Sasaran sosialisasi termasuk ibu-ibu atau kelompok wanita agar mereka memahami apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi. Ibu biasanya ada di dapur atau di dalam rumah dan biasa bersama anak-anak mereka,” kata Nur saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (23/6/2022).

Baca Juga: Gandeng BPBD Klaten, Tim FKIP UMS Edukasi Difabel Soal Kebencanaan

Narasumber yang dihadirkan salah satunya fasilitator BPBD yang biasa mendampingi pembangunan rumah tahan gempa.

Advertisement

“Prinsipnya bangunan rumah itu dalam getaran magnitude tertentu, tingkat kerusakannya tidak parah. Struktur utama bangunan masih ditopang sehingga memudahkan orang yang ada di dalam bangunan untuk evakuasi,” jelas Nur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif