SOLOPOS.COM - Petani membajak lahan menggunakan mesin traktor di area persawahan Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Selasa (12/12/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRISensus Pertanian (ST) 2023 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) di Wonogiri menunjukkan hasil yang tak terlalu menggembirakan. Ada penurunan di banyak sektor.

Salah satunya jumlah usaha pertanian perorangan (UTP) di Wonogiri yang turun cukup signifikan selama sepuluh tahun terakhir. Selain itu regenerasi petani belum seimbang dibandingkan dengan jumlah petani berusia di atas 45 tahun.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Wonogiri bisa mengalami defisit petani sehingga berdampak terhadap penurunan produksi pangan. Hal itu terungkap dalam acara diseminasi hasil Sensus Pertanian (ST) 2023 Tahap I Badan Statistik Wonogiri di Gedung Sasono Mulyo, Selogiri, Wonogiri, Selasa (12/12/2023).

Kepala BPS Wonogiri, Rahmad Iswanto, mengatakan jumlah unit usaha pertanian turun 15,63% menjadi 197.920 unit dibandingkan hasil Sensus Pertanian atau ST 2013 yang sebanyak 234.579 unit. Penurunan ini dinilai cukup signifikan.

Penurunan paling kentara terjadi pada jenis usaha pertanian perorangan (UTP) sebanyak 15,80% dari 234.575 unit pada 2013 menjadi 197.508 unit pada 2023. Namun, jumlah usaha pertanian berbadan hukum naik dari satu unit menjadi empat unit usaha.

Kenaikan juga terjadi pada jenis usaha pertanian lainnya atau UTL dari yang semula hanya satu menjadi 408 unit selama sepuluh terakhir ini. Menurut Rahmad, penurunan jumlah UTP itu dibarengi dengan penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian (RUTP) sebanyak 4,67% menjadi 192.696 rumah tangga.

Sejalan dengan itu, seluruh subsektor RUTP juga mengalami penurunan jumlah. Misalnya pada 2013, RUTP subsektor tanaman pangan sebanyak 477.061 rumah tangga. Sepuluh tahun kemudian turun menjadi 151.654 rumah tangga. Begitu juga dengan subsektor lain seperti hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

“Kondisi ini mengindikasikan pertanian di Wonogiri menghadapi tantangan besar. Tren penurunan ini terjadi terus setiap tahun. Ini yang harus menjadi perhatian pembuat kebijakan,” kata Rahmad saat berbincang dengan Solopos.com selepas acara Diseminasi ST 2023 Tahap I di Selogiri, Selasa siang.

Tantangan Besar Pertanian di Masa Depan

Di sisi lain, sambung Rahmad, regenerasi petani di Wonogiri juga menghadapi tantangan besar. Hal itu tampak dari jumlah petani milenial (usia 19-39 tahun) yang hanya 16.779 orang atau 8,50% dari total petani di Wonogiri yang mencapai 197.508 orang. Sisanya, yaitu 83,58% merupakan petani berusia tua atau 45 tahun ke atas.

Menurut dia, jika hal tersebut tidak segera tertangani, bisa jadi dalam beberapa tahun ke depan Wonogiri mengalami defisit petani. Artinya produksi pangan di tingkat lokal akan turun dan berimplikasi terhadap ketahanan pangan.

Rahmad menjelaskan ada sejumlah hal yang menjadi penyebab penurunan jumlah usaha pertanian di Wonogiri antara lain bidang pertanian dianggap kalangan muda tidak bisa menghidupi, sistem perniagaan yang belum tertata dengan baik, dan belum terciptanya industrialisasi pertanian.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengatakan jumlah usaha pertanian di Wonogiri turun cukup signifikan karena memang regenerasi petani belum optimal. Jumlah petani usia muda jauh lebih sedikit dengan petani tua (45 tahun ke atas). Banyak generasi muda yang memilih bekerja di bidang industri dan jasa.

Mereka, lanjut Baroto, menganggap pertanian bukan bidang yang prestisius sekaligus menjanjikan. Kendati demikian, dia mengklaim saat ini sudah mulai muncul petani-petani milenial di beberapa wilayah di Wonogiri.

Para petani milenial ini sudah berjejaring dan saling belajar. Dia meyakini jika hal itu terus berjalan dan berkembang, maka regenerasi petani di Wonogiri masih aman untuk masa depan.

“Memang kondisinya begitu, tetapi produksi pangan kami saat ini masih aman, surplus. Petani milenial ini sudah mulai menggeliat. Parameternya sekarang sudah muncul local champion-local champion di beberapa wilayah,” kata Baroto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya