Soloraya
Jumat, 26 Agustus 2022 - 08:18 WIB

Brayat Krajan Sangiran, Cara Pemuda Manyarejo Sragen Lestarikan Budaya

Galih Aprilia Wibowo  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu penggiat seni Desa Manyarejo, Rahmat Tugiyono menunjukkan cara memainkan alat musik bambu, seni musik gambus dari Desa Manyarejo pada Rabu (23/8/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN–Ditengah mulai punahnya kelestarian seni tradisional, para pemuda dari Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen masih menjaga kesenian tradisional asal desa mereka sendiri.

Adalah Pekumpulan Brayat Krajan Sangiran, lima orang yang bergabung di perkumpulan tersebut aktif dalam nguri-nguri budaya setempat.

Advertisement

“Ada alat musik dari bambu yang dibuat sendiri. Cara memainkannya dengan cara ditiup dan dipetik. Dulu sempat vakum hampir 32 tahun, sekarang mulai dihidupkan kembali,” terang salah satu penggiat seni Desa Manyarejo, Tri Handoko pada Solopos.com Rabu (24/8/2022).

Tri menambahkan musik dari bambu tersebut adalah musik gambus, yang mempunyai makna gayenge yen diembus.

Penggiat seni lain, Rahmat Tugiyono mengatakan lagu-lagu yang dimainkan juga hasil buatan sendiri dengan buatan dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Advertisement

Selain seni musik gambus, ada juga Tari Balung Buta yang hadir hasil kreasi mereka pada 2020.

Ketua Perkumpulan Brayat Krajan Sangiran, Heri Irawan, mengatakan pekumpulannya sudah resmi berbadan hukum pada Mei 2022 ini.

“Dengan berbadan hukum, perkumpulan ini menjadi lebih kredibel ketika ingin mencari sponsorship,” tambah Heri.

Advertisement

Mereka saat ini berlatih di Rumah Joglo Mbah Tugi, tepatnya di depan Klaster Museum Manyarejo. Rumah tersebut sejatinya adalah rumah kosong dan terbelangkai kemudian mereka gunakan untuk latihan.

Kesulitan dalam mengembangkan kesenian di Desa Manyarejo adalah kurang berminatnya generasi pemuda lain, sehingga ketika diajak kebanyakan menolak.

Selain itu masalah dukungan pendanaan, kostum yang digunakan dalam Rempeg Balung Buta pun dibuat sendiri dengan memanfaatkan pelepah pisang di sekitar mereka.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif