Soloraya
Sabtu, 29 April 2023 - 07:16 WIB

Breaking News, Ratusan Warga di 2 Desa di Sragen Keracunan Makanan

Tri Rahayu  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para warga antre dan hilir mudik ke rumah bidan Desa Jambeyan, Sambirejo, Sragen, untuk meminta periksa dan meminta obat karena mereka mengeluhkan mual-mual dan diare, Jumat (28/4/2023) malam. (Istimewa/Sugiyono)

Solopos.com, SRAGEN — Ratusan warga di wilayah Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen, mengeluhkan diare dan berdatangan meminta obat ke rumah bidan Desa Jambeyan, Jumat (28/4/2023), mulai pukul 21.30 WIB. Mereka diduga mengalami keracunan secara massal dari makanan punjungan warga yang hendak hajatan.

Pada Jumat malam itu warga hilir mudik mendatangi rumah bidan setempat untuk meminta obat. Di lokasi itu ada tiga ambulans yang stand by yakni ambulans Desa Jambeyan, ambulans Puskesmas Sambirejo dan ambulans dari Desa Dawung.

Advertisement

Warga Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Sugiyono, kepada Solopos.com, Sabtu (29/4/2023) pagi, mengungkapkan ratusan warga yang keracunan massal itu ada di wilayah Desa Jambeyan dan Desa Sukorejo. Dia mengaku mengantar salah satu warga ke rumah bidan desa untuk meminta obat karena mengeluh diare. Dia menyebut hingga pukul 21.52 WIB sudah ada 50-an, orang yang datang ke rumah bidan desa.

“Dugaannya dari daging sapi punjungan. Keluhannya diare dan mual-mual. Infonya ada dua orang yang dibawa ke Puskesmas Sambirejo. Ini warga masih terus berdatangan ke rumah bidan desa. Orang dari puskesmas ke sini semua. Ini ada tiga ambulans yang stand by, termasuk ambulans tempatku,” ujar Sugiyono yang juga sopir ambulans Desa Jambeyan.

Hingga pukul 22.33 WIB, ketiga ambulans belum terpakai dan masih terkendali. Seorang warga Jambeyan, Sumadi, menjadi korban keracunan massal itu. Sumadi ikut antre berobat di rumah bidan desa setempat. Ia duduk sembari memegangi perutnya yang tidak enak.

Advertisement

“Awalnya Jumat pagi dapat punjungan nasi dari warga yang hajatan. Lauknya daging sapi dalam kemasan plastik mika. Sebelum Jumatan, nasi dan lauk itu saya makan. Semula tidak apa-apa. Lama-lama merasa perutku mual-mual. Merokok juga enggak enak,” katanya kepada Solopos.com.

Sumadi hanya cuek dikira hanya diare biasa. Pada Jumat malam, Sumadi melihat banyak orang yang mengeluhkan hal yang sama dan sama-sama habis makan nasi punjungan itu. “Berarti sama dengan makanan yang saya makan tadi siang. Terus saya datang ke pos kesehatan. Saat itu saya diare lagi. Sekarang sudah dikasih obat, perutnya sudah lumayan,” kisah Sumadi.

Sumadi mengatakan banyak warga yang berdatangan ke pos kesehatan di rumah bidan desa. Dia menyampaikan mereka ada yang dari Jambeyan dan Sukorejo. Dia menyebut dari wilayah Sukorejo itu ada yang dari Cengklik, Jetis, Sawur, dan Karangjati. “Kalau yang dari Jambeyan ada yang dari Sunggingan, Galeh, Ngablak, Polorjo, Josari, Gembol 2 RT, Jambeyan Lor, Jambeyan Kidul, Kebonloji, dan Gamping. Banyak seperti pasar, Mas,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr. Sri Subekti, saat dihubungi Solopos.com, menyampaikan hingga pukul 05.30 WIB, ada 210 warga yang mengeluhkan diare yang diduga keracunan massal. “Enam orang sudah rawat inap di Puskesmas Sambirejo. Ini saya perjalanan ke Sambirejo,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif