SOLOPOS.COM - Direktur Utama PT Tristem Medika Indonesia, Ervonita Candra (keempat dari kanan) dan Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat BRIN, Masteria Yunovilsa Putera (kedua dari kiri) berfoto bersama di B2P2TOOT Tawangmangu, Karanganyar pada Kamis (9/2/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Terapi stem cell atau sel punca untuk pengobatan penyakit degeneratif hingga kecantikan dikembangkan sebagai upaya mendukung wellness tourism di Kota Solo.

Penelitian dan pengembangan terapi sel punca dan turunannya ini dilakukan oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dengan menggandeng PT Tristem Medika Indonesia. Keduanya menandatangani kerja sama di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan di Tawangmangu, Karanganyar, pada Kamis (9/2/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat BRIN, Masteria Yunovilsa Putera, menjelaskan riset tentang sel punca telah lama mereka kembangkan. Dalam perjalanan riset tersebut, BRIN telah menghasilkan publikasi dan paten. Lembaga riset pemerintah ini ikut andil dalam mewujudkan wellness tourism atau wisata kesehatan.

Wellness tourism merupakan wisata yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan pribadi (personal well-being). Tentunya melibatkan berbagai aspek mulai dari fisik, mental, spiritual atau lingkungan.

Menurut laporan Global Wellness Economy Monitor 2017, bahwa tahun 2015 terdapat 691 juta perjalanan wellness. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 104,4 juta dibandingkan tahun 2013. Wisatawan wellness juga merupakan wisatawan dengan tingkat pengeluaran lebih tinggi dalam perjalanan mereka dibandingkan wisatawan umum.

Pada tahun 2015, tingkat pengeluaran wisatawan wellness mencapai US$563 juta, dengan tingkat persentase wisatawan hanya 7% dari total wisatawan dunia. Namun berhasil menyumbang 16% dari total keseluruhan pengeluaran wisatawan dunia.

Di 2019 industri wellness tourism tercatat hingga US$4.9 triliun dan berkontribusi sebesar 5,1% kepada perekonomian global.

“Berbagai kegiatan spiritual yang ditawarkan oleh wellness tourism berkaitan erat dengan budaya lokal, kondisi alam atau lingkungan dan juga kuliner. Ini yang ditawarkan negara-negara maju,” katanya.

Dikatakannya, Benua Asia menjadi salah satu destinasi yang paling diminati dalam wellness tourism, tak terkecuali Indonesia. Indonesia merupakan pasar terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Thailand dengan 1,3 juta orang yang bekerja pada industri wellness tourism. Lalu pengeluaran wisatawan wellness yang mencapai USD6,9 miliar pada 2017.

Pertumbuhan wisatawan tahunan pun meningkat sebesar 21,5% pada periode 2015-2017. Di Indonesia seperti Bali, telah lama menjadi destinasi banyak wisatawan mancanegara yang mencari penyembuhan dan pengalaman spiritual.

Wellness tourism ini juga meningkatkan perekonomian lokal,” katanya.

Selain Bali, dia menyebut Kota Solo dan Yogyakarta juga direncanakan sebagai wellness tourism. Popularitas wellness tourism merambah pada berbagai aspek industri, tidak terkecuali industri kesehatan.

Prospek Ekonomi

Seperti diketahui, perilaku masyarakat pascapandemi mulai bergesar pada isu yang terkait health, hygiene, safety, dan security. Inilah yang menjadikan alasan wisata kesehatan terhadap perekonomian global tercatat mengalami peningkatan dari USD4,2 triliun pada 2017 menjadi USD4,5 triliun pada 2019.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, NLP Indi Dharmayanti, mengatakan bahwa teknologi, riset, dan ilmu pengetahuan akan terus maju dan berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Dengan menggandeng PT Tristem Medika Indonesia, BRIN sepakat melakukan kerja sama penelitian dan pengembangan terapi sel punca dan turunannya.

Pengembangan sel punca di Indonesia sering kali menghadapi banyak tantangan. Salah satunya karena penelitian sel punca yang masih dilakukan secara individual. Untuk mengakomodasi tingginya minat para peneliti sel punca, diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak agar pelaksanaannya dapat terintegrasi dengan baik.

“Dengan segala potensi riset dan inovasi yang dimiliki Indonesia saat ini, BRIN berperan mewadahi para peneliti melakukan riset hingga kolaborasi guna mendukung kemajuan penelitian dalam bidang medis, terutama di bidang pengembangan produk sel punca,” ungkapnya.

Indi menjelaskan pengertian sel punca adalah suatu sel yang memiliki kemampuan untuk memperbaharui dirinya sendiri (self-renewal) serta kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Meskipun merupakan sel yang belum terdiferensiasi, sel punca dapat menghasilkan sel yang terspesialisasi, seperti sel otot jantung, sel darah atau sel saraf.

“Sekarang banyak digunakan terapi stem cell untuk penderita diabetes, jantung, Covid-19, kanker hingga kini merambah ke kecantikan,” katanya.

Kepedulian BRIN dan PT Tristem Medika Indonesia terhadap kemajuan ilmu kesehatan menjadi landasan kerja sama ini dilakukan. Harapannya dengan adanya kerja sama seperti ini, penelitian dan pengembangan terapi sel punca serta turunannya dapat menjadi tombak wisata kesehatan demi terwujudnya wellness tourism di Kota Solo.

“Kami ingin menarik wisata kesehatan ke Solo. Jadi mereka tidak usah ke Malaysia, Singapura. Tapi cukup di Solo,” katanya.

Tentang Tristem Medika Indonesia

Sementara itu, Direktur PT Tristem Medika Indonesia, Indra Bachtiar, mengatakan perusahannya sudah beroperasi sejak  Desember 2020. Sesuai dengan izin dari Kementerian Kesehatan Indonesia nomor YR.02.02/III.5/4179/2020, PT Tristem Medika Indonesia menjadi laboratorium pengolahan sel terapi khususnya sel induk dan pengembangan terapi seluler.

Pihaknya berkomitmen untuk menjadi perusahaan pada bidang sel punca yang terdepan baik mutu maupun pelayanannya, khususnya untuk kota Solo dan Indonesia secara umum.

Dalam perjalanannya, PT Tristem Medika Indonesia sudah melakukan kerja sama juga dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Polri, serta rumah sakit seperti RS dr Sardjito di Yogyakarta dan tentunya rumah sakit di daerah Solo sendiri.

Stem cell adalah suatu sel yang diperlukan oleh tubuh kita untuk memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan akibat penyakit tertentu seperti diabetes, stroke, jantung, proses penuaan atau antiaging. Akhir-akhir ini stem cell juga sudah dipakai untuk pasien yang terkena Covid-19, termasuk pada proses penyembuhan pasca-Covid-19,” katanya.



Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan untuk mewujudkan wellness tourism dibutuhkan kerja sama dengan daerah lain di Soloraya. Wellness tourism ini akan mampu menarik wisatawan kesehatan ke Kota Solo.

“Kita dari sisi pelayanan rumah sakit sudah siap. Ada 20 rumah sakit siap menjadi wellness tourism. Tapi juga ini perlu kerja sama dengan bidang pariwisata dan lainnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya