SOLOPOS.COM - Brownies batik bikinan warga Margomulyo, Gang Rebo RT 002/RW 011, Kelurahan Gergunung, Kecamatan Klaten Utara, Jumat (1/10/2021). Selain brownies, Cake Batik Branti juga memproduksi roll cake batik dan lapis batik. (Solopos.com/Ponco Suseno) 

Solopos.com, KLATEN—Brownies bikinan warga Margomulyo, Gang Rebo RT 002/RW 011, Kelurahan Gergunung, Kecamatan Klaten Utara ini lain dari yang lain. Tak hanya cita rasa cokelatnya yang kuat meski dikukus, brownies yang satu ini pun dinilai unik karena bermotif batik.

Brownies batik dibikin Kiki Hapsari, 37, yakni owner Cake Batik Brantik yang sudah berdiri sejak 2015. Dalam memproduksi brownies batik, Kiki Hapsari berkolaborasi dengan kakaknya, Ning Hapsari. Di samping itu, Kiki Hapsari Cs juga dibantu dua asistennya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tak hanya brownies batik, Kiki Hapsari juga memproduksi roll cake batik dan kue lapis batik. Seluruh produk tersebut dijual seharga Rp60.000-Rp250.000 per pcs.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Kebonarum Klaten Nyaris 100%, Ini Kuncinya

Perbedaan harga berdasarkan besar dan kecilnya ukuran brownies/kue. Brownies batik dibikin secara manual. Bahan utama pembuatan brownies batik, seperti tepung terigu, gula halus, maizena, telur, bahan pelembut pembuatan cake, dan lainnya.

Pembuatan brownies batik diawali dengan memasukkan kertas roti dengan pola batik ke dalam loyang. Setelah itu, baru dimasukkan adonan yang telah disiapkan sebanyak tiga lapis.

Lapis paling tengah dinilai paling terasa cokelatnya karena warnanya lebih pekat dibandingkan lapis bawah dan atas.

Baca Juga: GOR Gelarsena Klaten Tak Bisa untuk Olahraga Meski Nihil Pasien Isolasi

“Awalnya itu saya iseng membikin brownies. Di tahun 2015 itu kan semua orang sedang ramai pada bicara batik. Kebetulan, saya punya basic membikin kue. Saya belajar membikin kue dari ibu saya, Umi Branti. Akhirnya saya bikin brownies batik [termasuk roll cake dan kue lapis]. Ternyata, pada tertarik. Brownies batik bikinan saya ini rasa cokelatnya tetap kuat meski dikukus,” kata Kiki Hapsari, saat ditemui wartawan di Kurung, Kecamatan Ceper, Jumat (1/10/2021).

Pemasaran brownies batik sudah menembus berbagai daerah di Tanah Air seperti di Jawa, Medan, Gorontalo, dan lainnya.

Pemasaran brownies batik lebih banyak dilakukan via media sosial (Instagram/IG) dengan akun @browniesbatik_branti.

Baca Juga: Kemarau Basah, Status Darurat Kekeringan di Boyolali Dievaluasi

 

Pre Order

Pembuatan brownies batik dilakukan dengan sistem pre-order. Dalam sehari, Cake Batik Branti mampu memproduksi 20 pcs. Motif brownies batik, roll cake batik, dan kue lapis batik mencapai 20-an motif. Di antaranya, motif parang, sindu melati, wahyu ningrat, dan lainnya.

“Harga itu tergantung dari ukuran. Brownies batik ini, selain punya cita rasa tersendiri juga punya seni tersendiri. Harganya memang bervariasi dari Rp60.000-Rp250.000 per pcs,” kata Ning Hapsari.

Sebagaimana diketahui, batik sudah familier di Tanah Air. Batik telah ditetapkan sebagai batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (masterpieces of the oral and the intangible heritage of humanity) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), 2 Oktober 2009.

Baca Juga: Alhamdulillah, GOR Gelarsena Klaten Kini Tanpa Pasien Isolasi

Hari Batik Nasional di Tanah Air diperingati setiap, 2 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya