SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Pengoperasian Batik Solo Trans (BST) diperkirakan akan merugi selama lima tahun. Kerugian pengoperasian BST diperkirakan mencapai Rp 2 miliar/tahun.

Hal tersebut terungkap setelah Komisi III DPRD Solo melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di pool Damri, Palur, Rabu (12/5). Break event poin (BEP) atau balik modal dari pengoperasian BST baru terjadi pada tahun kelima atau keenam.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sekretaris Komisi III DPRD Umar Hasyim menjelaskan, pihak Perum Damri telah memberikan penjelasan mengenai masalah itu. “Dari paparan pihak Damri setiap tahun akan merugi Rp 2 miliar. Kalau lima tahun itu artinya Rp 10 miliar karena BEP diperkirakan sampai lima sampai enam tahun,” ungkap Umar saat dihubungi Espos, Kamis (13/5).

Dia mengatakan, kalkulasi itu didasarkan pada biaya operasional, biaya gaji kru bus hingga biaya perawatan dan suku cadang. Sedangkan, pendapatan dari penumpang, Damri memerkirakan load factor (tingkat keterisian) penumpang sekitar 50-60%.

Selain itu, lanjut Umar, tarif yang bakal diterapkan untuk BST adalah Rp 3.000-Rp 3.500 untuk penumpang umum dan separuh tarif untuk pelajar dan mahasiswa. “Dari kalkulasi mereka (Damri-red) seperti itu. Yang bakal menanggung kerugian adalah Damri, bukan Pemkot,” ungkap politisi asal Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Dia mengatakan, dengan kalkulasi semacam itu, pihaknya berharap operator tidak serta merta menaikkan tarif angkutan. Dia mengatakan, tarif itu harus diujicobakan kepada masyarakat. Dia mengatakan, tarif harus disesuaikan dengan kondisi dan jangan sampai membebani masyarakat.

dni

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya