SOLOPOS.COM - Moda transportasi BST saat di Terminal Palur, Kabupaten Karanganyar, Senin (20/2/2023). Aglomerasi BST Koridor 8 akan melayani hingga Terminal Makutoromo Karangpandan. (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Wacana layanan aglomerasi moda transportasi Batik Solo Trans (BST) ke Kabupaten Karanganyar akhirnya mulai menemui titik terang.

Pemkab Karanganyar memastikan layanan BST segera merambah ke Bumi Intanpari (sebutan Kabupaten Karanganyar). Sebelumnya rencana tersebut sempat terkatung-katung karena menuai penolakan di kalangan pelaku usaha transportasi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Asisten Perkonomian dan Pembangunan Setda Karanganyar, Titis Sri Jawoto, mengatakan kajian operasional BST ke Karanganyar telah dilakukan. Sesuai kajian, layanan BST Koridor 8 akan beroperasi hingga ke Terminal Makutoromo, Karangpandan. Saat ini Koridor 8 melayani rute Palur-Kartasura.

“Sudah dikaji BST Koridor 8 yang akan masuk sampai Terminal Makutoromo,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (20/2/2023).

Titis mengatakan untuk rute BST Koridor 8 direncanakan tidak melalui Jalan Raya Solo-Karanganyar. Namun melalui jalan raya Dagen-Tasikmadu-Bejen-Terminal Makutoromo.

Akses layanan angkutan umum selama ini belum menyentuh jalur Dagen-Tasikmadu. Padahal di sepanjang jalur tersebut merupakan kawasan industri dengan tumbuh pabrik-pabrik yang memiliki karyawan hingga ribuan orang.

Para karyawan itu menggunakan kendaraan pribadi saat bekerja. Tak sedikit dari mereka yang rela kredit untuk membeli kendaraan bermotor tersebut.

“Jadi kami ingin mengurangi beban karyawan. Mereka tak usah membeli motor, tapi bisa menggunakan BST,” Tuturnya.

Kawasan industri yang tumbuh pesat di sana juga berdampak munculnya masalah baru berupa parkir liar. Pabrik tak mampu menampung banyaknya kendaraan karyawan sehingga diparkir di bahu-bahu jalan. Kondisi ini rawan menimbulkan kemacetan hingga kecelakaan lalu lintas (lakalantas).

Operasional BST Koridor 8 ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi bagi karyawan pabrik dan parkir liar di sepanjang jalan raya Dagen-Tasikmadu.

“Kami berharap ini bisa segera berjalan. Jika berjalan nanti akan dikelola langsung oleh PT BST,” katanya.

Menurut Titis, operasional layanan BST Koridor 8 terus dibahas dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Dengan beroperasi Koridor 8 rute Dagen-Tasikmadu ini tidak akan mengganggu operasional angkutan umum yang ada di jalur utama Solo-Karanganyar.

Diketahui sopir angkutan kota (angkot) Palur-Karanganyar menolak wacana aglomerasi transportasi BST ke Kabupaten Karanganyar. Mereka khawatir masuknya BST akan mematikan angkutan umum yang ada.

Para sopir angkutan bahkan mengancam bakal demo jika wacana tersebut direalisasikan. Sopir angkutan kota Jalur A, Joko Gundul menolak keras BST masuk Karanganyar.

“Saya akan demo kalau itu terjadi. Jangan mematikan nasib kami,” tegas dia.

Ia bersama sopir angkutan lain telah mendengar kabar operasional BST akan diperluas ke wilayah Karanganyar kota. Kabar tersebut langsung membuat para sopir angkutan kota khawatir.

Para sopir angkutan jalur A Terminal Palur-Tegalgede Karanganyar ini akan kehilangan pekerjaannya. Apalagi ditambah kondisi sekarang yang terjadi penurunan penumpang hingga 70 persen.

“Tiap hari, pol hanya lima tangkep (pulang pergi). Dapat uang Rp170.000 saja sudah alhamdulillah. Itu Rp100.000 buat bensin, Rp30.000 setoran dan sisanya buat dibawa pulang buat keluarga,” tuturnya.

Menurutnya kondisi bisnis transportasi lesu sejak lima tahun terakhir. Hal itu diperparah dengan pandemi Covid-19.

Sehingga jika BST beroperasi, jelas akan mematikan nasib angkutan kota.

“Kami -kami ini masih punya utang. Kalau tidak ada pendapatan siapa yang melunasi utang itu,” katanya.

Ia meminta Pemkab Karanganyar tak merealisasikan wacana aglomerasi transportasi BST ke Kabupaten Bumi Intanpari. Para sopir angkot khawatir koridor BST akan memangkas penghasilan mereka.

“Saat ini saja kita cari tarikan 20.000 saja sudah susah, hla kalau ditambah jalur BST lagi, nanti anak istri kita makan apa,” katanya.

Protes senada disampaikan sopir angkot lainnya, Yanto. Jika BST sudah beroperasi di Karanganyar Kota, penumpang bakal beralih ke BST dan tidak mau lagi naik angkot. Apalagi BST digratiskan.



Ia keberatan jika angkot dihapus atau tersingkir akibat keberadaan BST di jalur yang sama dengan angkot.

“Saya hanya mengandalkan pelajar dan pedagang. Bisa-bisa semua penumpang pindah ke BST, saya makan apa?” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya