Soloraya
Selasa, 8 Juni 2010 - 17:27 WIB

Budaya boro hambat pemberdayaan pemuda

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Pemberdayaan pemuda melalui Karang Taruna (KT) di Jateng dan Kabupaten Wonogiri khususnya, belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Dari 294 KT di Kota Gaplek, baru 32 KT yang masuk kategori maju dan 10 KT menjadi percontohan.

Budaya boro, di mana anak-anak muda lebih suka pergi ke kota untuk mengadu nasib daripada mengembangkan usaha di daerahnya, diduga menjadi salah satu penyebabnya. Sebagaimana diinformasikan, diperkirakan ada 300.000 warga Wonogiri atau sekitar 25% dari total jumlah penduduk Wonogiri, boro atau merantau ke luar daerah dan sudah menjadi hal yang umum ketika ada remaja yang baru lulus sekolah langsung pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan.

Advertisement

Hal tersebut terungkap dalam perbincangan antara wartawan dengan petugas dari Dinas Sosial Provinsi Jateng yang Selasa (8/6) kemarin, menghadiri temu konsultasi KT se-Soloraya di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri. Salah satu petugas tersebut, Moch Junaedi, memberikan contoh kasus di Jepara di mana ada salah satu KT yang telah berhasil mengembangkan usaha ekonomi produktif dan sudah memiliki tangki air bersih untuk didistribusikan ke warga. Namun, ketika para pemuda yang mempelopori usaha itu pergi ke luar daerah, usaha itu terhenti.

“Memang tidak bisa disalahkan jika pemuda ingin pergi ke daerah lain untuk memperbaiki nasib. Tapi justru kadang-kadang hal itulah yang membuat upaya pemberdayaan pemuda di daerah menjadi kurang berhasil,” jelas Junaedi.

Kepala Dinas Sosial Wonogiri, Suharno mengungkapkan, dari upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk memberdayakan pemuda melalui KT di Wonogiri, saat ini baru sebanyak 32 KT dari total 294 KT yang masuk kategori maju. Sebanyak 124 KT masuk kategori berkembang, 128 KT masuk kategori tumbuh dan 10 KT menjadi percontohan.

Advertisement

“Karena belum mengarah pada pengembangan ekonomi produktif ya akhirnya kegiatan KT hanya identik dengan sinoman,” katanya.

shs

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif