SOLOPOS.COM - Sate kelinci menjadi menu makanan yang diburu di kawasan wisata Tawangmangu, Karanganyar. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SUKOHARJO — Menu olahan kelinci merupakan salah satu daya tarik utama kuliner di Tawangmangu, Karanganyar. Daging kelinci biasanya banyak diburu para penikmat kuliner dengan olahan sate beserta lontongnya. Namun olahan kelinci kini juga diinovasikan dalam berbagai bentuk menu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pemilik peternakan kelinc iyang juga membuka Kafe dan Restoran Pentuk View Tawangmangu, Hamid Susanto, 31, mengatakan olahan kelinci menjadi yang paling dicari pengunjung di restorannya.

“Kami mengusung konsep kafe dan restoran spesial masakan kelinci karena kami sudah lama beternak di bidang kelinci. Karena banyak wisatawan yang datang ke Tawangmangu lebih mencari sate kelinci selain menu yang umum seperti sop. Selain itu sate kelinci juga menjadi kuliner identik Tawangmangu,” ujar Hamid saat ditemui di restorannya, Minggu (16/7/2023).

Selain itu, Hamid mengaku olahan kelinci menjadi nilai jual tersendiri di kafe dan restonya itu. Sebab, menurutnya, kafe dan restoran harus memiliki konsep masakan tersendiri selain bangunan yang ditawarkan.

Bangunan restonya, ia mengusung tema industrial dan konsep tropical garden. Sayangnya karena keterbatasan lahan konsep tersebut hanya sekadar ala-ala industrial dan tropical garden yang tidak bisa maksimal. Mengingat harga tanah di Tawangmangu kini cukup melambung tinggi. Sementara pegembangan butuh biaya ekstra.

“Kami sudah lama beternak dan memikirkan kenapa tidak membuat resto, dengan menu sesuai yang sudah kita produksi. Memang kami khususkan sate kelinci, kami juga sudah punya standar daging. Daging apa yang cocok untuk dibuat sate, kelinci goreng, steak dan lainnya,” terang Hamid.

Satu ekor kelinci bisa dioah menjadi beberapa menu. Di kafe Hamid, kelinci biasa diolah menjadi nugget, menu kelinci lada hitam, tongseng, gulai, rica, gongso hingga sate, steak dan lainnya. Harga menu olahan kelinci yang ia tawarkan berkisar Rp12.000-Rp30.000/porsinya.

Sayangnya, tak banyak yang tahu jika harga daging kelinci cukup mahal. Bahkan rerata kini mencapai Rp140.000/kilogram, harga tersebut lebih mahal jika dibandingkan dengan harga daging sapi yang berkisar Rp120.000/kilogram.

Bahkan saking banyaknya peminat terkadang kelinci kehabisan stok dengan harga melambung mencapai Rp150.000/kilogram. Biasanya permintaan tersebut terjadi saat musim liburan, bahkan ia sendiri dalam sehari bisa menyembelih dua hingga tiga kali lipat kelinci dibanding hari biasa.

Kapasitas kandang yang ia miliki mampu menampung 300 ekor. Saat pandemi Covid-19, permintaan baik daging kelinci maupun untuk ternak meningkat signifikan. Bahkan pernah hanya tersisa 20 ekor dari 300 ekor.

“Memang segmen sate kelinci sudah menjadi mainset ketika datang ke Tawangmangu. Menjadi menu khas yang dicari. Memang kami punya set plan dari awal ketika punya ternak nanti juga akan punya resto sendiri, vila, atau resort sendiri. Kami juga akan merencanakan akan ada resort tetapi belum punya gambaran, modalnya,” ujar Hamid.

Sekitar dua bulan ke depan ia juga ingin menggarap wisata kelinci di peternakannya. Ia membeberkan produktivitas kelinci cukup bagus, apalagi siklus pertumbuhan kelinci cukup cepat. Biasanya kelinci membutuhkan 40 hari untuk hamil dan melahirkan, setelah itu 2 bulan atau 50 hari induknya sudah bisa dikawinkan lagi. Namun karena permintaannya terlalu tinggi, produktivitas tersebut terkadang tak mampu memenuhi minat pasar.

Ia berencana akan mengedukasi kepada beberapa peternak sekitar. Sayangnya tidak sembarang orang bisa beternak kelinci, banyak yang belajar dan sudah mencoba beternak tetapi dalam jangka 1-2 bulan gagal dan sudah tidak ingin mencoba lagi.

“Rata-rata memang lebih dari satu kali percobaan yang bisa berhasil, minimal tiga kali percobaan. Banyak yang baru mencoba satu sampai dua kali gagal trus mutung,” ujarnya.

Ia meyakini persaingan bisnis kuliner di Tawangmangu cukup ketat, maka menurutnya tak bisa hanya sekadar menjual lokasi tetapi juga harus memiliki ciri tertentu pada olahan makanan agar bisa terus bertahan.

Sebab siklus di Tawangmangu para wisatawan biasanya hanya akan menjajal kafe dan resto baru yang sedang berdiri. Namun pada siklus berikutnya pengunjung akan kembali ke kafe atau resto yang memiliki menu masakan khas.

Olahan Daging Landak pun Ada

Sementara itu pengunjung asal Jebres, Solo, Aji Pratama, mengatakan ia pertama kali mencoba menu olahan sate kelinci karena penasaran.

“Awalnya hanya penasaran saja dengan rasa daging kelinci, ternyata lembut dan tidak berbau. Ternyata juga ada olahan lain seperti gongso dan lainnya yang membuat saya sendiri jadi lebih terbuka oh ada ya olahan kelinci seperti ini,” ujar Aji.

Ia sendiri mengatakan lebih senang datang ke Tawangmangu untuk mencari suasana sejuk dari alam sekitar yang masih asri. Sementara menurutnya menemukan makanan enak merupakan bonus dari jalan-jalannya itu.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Minggu (16/7/2023), selain di kafe-kafe Tawangmangu, sate kelinci juga dijajakan di warung emperan di sekitar Tawangmangu. Bahkan kini menu yang ditawarkan merambah hingga pada olahan landak. Sayangnya menu tersebut tak selalu ada.

Tak hanya olahan kelinci, stroberi, dan pentol alias bakso kuah juga menjadi ciri khas menu yang dijajakan di jalan tembus Tawangmangu-Sarangan tersebut. Kini warung-warung pinggir jalan tersebut juga tak mau kalah. Mereka bersolek mempercantik diri agar tak kalah elok dari kafe-kafe yang kini kian menjamur.

kafe tawangmangu karanganyar solopos stories
Sejumlah kafe-kafe di Tawangmangu yang menjajakan sate kelinci. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Warung-warung tersebut kini rata-rata memiliki dua hingga tiga tingkat lengkap dengan kursi yang ditata menghadap ke jalan atau pemandangan alam. Lampu warna-warni juga menjadi ciri khas hiasan warung-warung tersebut yang hampir memiliki konsep seragam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya