SOLOPOS.COM - BERBAU PORNOGRAFI-Seorang penjaga perpustakaan SMP Kanisius, Wonogiri menunjukkan buku berjudul “Ada Duka di Wibeng” di ruang perpustakaan setempat, Jumat (8/6/2012). Materi buku berbau pornografi itu dinilai vulgar sehingga tak layak menjadi koleksi di perpustakaan sekolah.(Espos/Trianto Hery Suryono)

 BERBAU PORNOGRAFI-Seorang penjaga perpustakaan SMP Kanisius, Wonogiri menunjukkan buku berjudul “Ada Duka di Wibeng” di ruang perpustakaan setempat, Jumat (8/6/2012). Materi buku berbau pornografi itu dinilai vulgar sehingga tak layak menjadi koleksi di perpustakaan sekolah.(Espos/Trianto Hery Suryono)


BERBAU PORNOGRAFI-Seorang penjaga perpustakaan SMP Kanisius, Wonogiri menunjukkan buku berjudul “Ada Duka di Wibeng” di ruang perpustakaan setempat, Jumat (8/6/2012). (Espos/Trianto Hery Suryono)

WONOGIRI–Kalangan pendidik di Wonogiri belum mengetahui keberadaan buku-buku berbau pornografi telah menyusup dan tersimpan di perpustakaan sekolah. Buku berbau pornografi itu merupakan bantuan pemerintah dari program DAK 2010 namun di Wonogiri baru diterima pada 12 Desember 2011.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (8/6/2012), buku-buku yang diduga berbau pornografi dan telah beredar ke SMP-SMP se-Wonogiri penerima DAK berjudul “Ada Duka di Wibeng.” Juga buku berjudul “Tambelo Meniti Hari di Ottakwa,” “Tambelo Kembalinya Si Burung Camar,” dan “Tidak Hilang Sebuah Nama.” Keempat buku itu tercatat pada daftar buku bantuan DAK 2010.

Buku-buku itu ditemukan oleh petugas perpustakaan SMPN 2 Purwantoro dan SMP Kanisius, Wonogiri. Di kedua sekolah itu, buku-buku tersebut langsung diamankan dan tak akan dipinjamkan kepada siswanya walau sudah dilabelisasi. Petugas perpustakaan SMPN 2 Purwantoro, Supriyono mengaku kaget menemukan buku-buku itu.

“Setelah muncul pemberitaan buku berbau pornografi, kami spontan mencari judul buku yang diributkan tersebut. Ternyata ada. Buku itu memang berisi tentang pornografi pranikah tapi saya juga sedih ketika membaca isi buku itu. Dalam hati saya sempat berfikir, andaikata semua membaca (buku itu) terus mempraktikkan mau dibawa kemana anak didik kita.”

Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Wonogiri, Suwanto saat dihubungi Solopos.com mengaku belum mengetahui namun berjanji akan segera melakukan pengecekan.

Suwanto mewakili Kepala Disdik Wonogiri berharap, petugas perpustakaan di masing-masing sekolah lebih teliti saat melakukan labelisasi. “Sebelum dipajang di rak atau dipinjam oleh siswa, hendaknya petugas (perpustakaan) membaca secara lengkap isi buku koleksi. Hal itu dimaksudkan agar ada filter sebelum sampai ke anak didik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya