Soloraya
Senin, 10 April 2023 - 14:15 WIB

Bulog: Impor Hanya Cadangan, Penyerapan Beras Petani Lokal Terus Dilakukan

Magdalena Naviriana Putri  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam kunjungan kerjanya di Kompleks Pergudangan Bulog Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo pada Senin (10/3/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Badan Urusan Logistik (Bulog) menjamin beras maupun kebutuhan pokok lain yang impor hanya menjadi cadangan dan tidak menjadi ketergantungan. Dirut Perum Bulog, Budi Waseso, memastikan penyerapan beras petani lokal masih terus dilakukan. Hal itu disampaikannya dalam kunjungan kerjanya di Kompleks Pergudangan Bulog Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo pada Senin (10/3/2023).

Dia menyebut kebutuhan beras di seluruh Indonesia mencapai 210.000 ton. Sementara kebutuhan beras di Soloraya saja mencapai 5.600 ton berdasarkan daftar kebutuhan.

Advertisement

“Kesiapan penyaluran bantuan ini kami menyerap sudah 6.000 ton yang kami salurkan 5.600 ton. Itu untuk jaminan kami tidak ketergantungan dengan impor. Impor hanya sebagai cadangan untuk mengantisipasi bilamana kurang,” jelas Buwas, sapaan Budi Waseso kepada wartawan.

Dia membeberkan tugas pemerintah melalui Bulog adalah melakukan stabilisasi dari hulu (produksi petani) hingga hilirnya (konsumen). Hal itu untuk memastikan petani tetap diuntungkan dan konsumen tidak terlalu berat untuk membeli beras.

Buwasi mengaku mendapat penugasan untuk mengimpor kuota cadangan beras pemerintah sebanyak 2 juta ton beras. Tetapi dia memastikan hal itu tidak menghentikannya menyerap produksi petani dari dalam negeri. Beras impor tersebut dikatakannya hanya untuk cadangan beras pemerintah mengantisipasi dampak El Nino dan lainnya termasuk untuk mengantisipasi Pemilu 2024.

Advertisement

“Ini bukan berarti untuk dijual ya. Kalau untuk yang dijual lain, nanti dampaknya akan ke petani. Kami sudah impor 500 ton kemarin itu juga tidak mempengaruhi harga di petani kan. Masih diuntungkan petani, harganya masih meningkat,” jelasnya.

Pernyataan Buwas dikuatkan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan yang sama. “Beras impor untuk jaga-jaga panen raya. Secara umum panen raya ini belum diketahui tonasenya berapa karena belum semua provinsi selesai. Kalau sudah selesai baru kami memiliki data realisasi tonasenya berapa,” jelas Jokowi.

Di sisi lain Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo mengatakan pengaruh cuaca ekstrem ada namun tak signifikan dalam panen raya di Sukoharjo. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno mengatakan pihaknya memprediksi panen di Kabupaten Jamu akan berlangsung hingga awal Mei 2023 mendatang.

Advertisement

“Di Sukoharjo kami prediksi panen isnyaallah sampai bulan April dan berjalan terus sampai awal Mei masih ada panenan,” jelas Bagas.

Data prediksi panen dan produksi bulanan di Kabupaten Sukoharjo pada Maret sebanyak 9.346 hektare dengan jumlah total produksi beras sebanyak 37.235. Ini menjadi hasil panen terbesar dibandingkan pada tiga bulan sebelumnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif