Soloraya
Kamis, 9 Januari 2020 - 17:59 WIB

Buntut Intimidasi Terhadap Siswi Tak Berjilbab di Sragen, Kajian Rohis Diperketat

Muh Khodiq Duhri  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa menengah atas (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SRAGEN - SMAN 1 Gemolong Sragen memperketat pengawasan terhadap kegiatan siswa yang tergabung dalam Kerohanian Islam (Rohis). Ini setelah munculnya kasus intimidasi terhadap siswa yang tidak memakai jilbab oleh oknum pengurus Rohis.

Setelah digelar mediasi antara orang tua siswa dan pengurus Rohis, pada Senin (6/1/2020), Kepala SMAN 1 Gemolong, Suparno, langsung menggelar rapat koordinasi yang melibatkan semua wakil kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam pertemuan itu, disepakati adanya penjadwalan ulang kajian rutin dari Rohis.

Advertisement

Rizky Febian Mimpi Didatangi Lina: Mama Nangis Minta Tolong

Mereka bersepakat untuk meniadakan kajian keislaman yang diselenggarakan Rohis setiap Sabtu. Sebagai gantinya, kajian keislaman itu diselenggarakan setelah Salat Jumat. Kajian yang melibatkan para alumni dari Rohis SMAN 1 Gemolong pada hari Sabtu ditiadakan karena tidak mudah dikontrol lantaran berada di luar jam kerja atau saat sekolah libur.

“Mulai sekarang, tidak ada kajian di luar jam kerja. Kajian pada Sabtu dipindah selepas Salat Jumat supaya lebih mudah dikontrol oleh guru. Nanti yang akan mengisi kajian kali pertama selepas Salat Jumat Bapak Kepala Sekolah sendiri,” jelas Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMAN 1 Gemolong, Parmono, saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (9/1/2020).

Advertisement

Parmono menjelaskan kajian Rohis SMAN 1 Gemolong biasa diisi oleh ustaz dari luar sekolah. Namun, kedatangan mereka untuk mengisi kajian terlebih dulu harus mendapat rekomendasi dari pihak sekolah.

Catat! Ini Cara Mengetahui Mobil yang Pernah Terendam Banjir

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sudah menghubungi Suparno selaku kepala sekolah terkait kasus intoleransi yang muncul di SMAN 1 Gemolong. Dalam pembicaraan via telepon itu, orang nomor satu di Jawa Tengah itu berpesan supaya pihak sekolah memberikan pemahaman terkait dua hal kepada siswa.

Advertisement

“Kami diminta memberikan pemahaman kepada siswa bahwa Islam itu rahmatal lilalamin dan memegang teguh prinsip lakum dinukum waliyadin,” papar Suparno.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif