Soloraya
Kamis, 17 Oktober 2013 - 06:30 WIB

BUNUH DIRI : Sakit Menahun, Petani di Sragen Pilih Gantung Diri

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (JIBI/Solopos/Dok)

ilustrasi

Solopos.com, SRAGEN — Warga Dukuh Blontah, RT 020, Desa Jekawal, Parno, 50, memutuskan mengakhiri hidup dengan gantung diri di samping rumah saat perayaan Idul Adha, Selasa (15/10/2013), sekitar pukul 20.00 WIB.

Advertisement

Aksi nekat diduga dipicu rasa tertekan terhadap sakit komplikasi yang diderita bertahun-tahun.

Tubuh Parno ditemukan kali pertama oleh istrinya, Pariyem, 45. Saat kejadian Pariyem menangis meraung-raung di samping rumah. Tangis Pariyem didengar tetangganya, warga Blontah RT 024, Jekawal, Paryoto, 30.

Curiga, Partoyo mencari arah suara dan menemukan Pariyem meratap di dekat tubuh suaminya yang sudah tidak bernyawa dalam kondisi menggantung di belandar di samping rumah.

Advertisement

Informasi yang dihimpun dari Polres Sragen, korban memiliki riwayat penyakit komplikasi yang diderita selama bertahun-tahun. Diduga petani Blontah gantung diri karena sakit tidak kunjung sembuh.

Kapolres Sragen, AKBP Dhani Hernando, melalui Kasubbag Humas Polres Sragen, AKP Sri Wahyuni, membenarkan laporan. Hasil penyelidikan, olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan petugas kesehatan setempat tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.

“Korban memutuskan mengakhiri hidup diduga karena penyakit komplikasi tak kunjung sembuh selama bertahun-tahun. Tidak ada unsur kekerasan. Jenazah korban diserahkan pihak keluarga,” kata Sri Wahyuni saat dihubungi Solopos.com, Rabu (16/10/2013).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif